Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Kegawatan Prediksi BI Soal Nilai Tukar Rupiah

SENIN, 15 DESEMBER 2014 | 17:21 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

BANK Indonesia mengeluarkan prediksi bahwa nilai tukar rupiah bisa tembus Rp 16.000 per dolar AS. Prediksi ini dikemukanan secara implisit dalam hasil assesment terhadap 2.164 perusaahaan swasta yang memiliki Utang Luar Negeri (ULN).

Prediksi ini tentu mencengangkan sekaligus akan mendorong masyarakat Indonesia untuk mengamankan asetnya sesegera mungkin dalam bentuk dolar AS.

Dikatakan BI bahwa berdasarkan observasi yang dilakukan BI, hasil stress test ketahanan korporasi terhadap pelemahan nilai tukar menunjukkan 6 dari 53 korporasi publik yang memiliki ULN berpotensi insolvent apabila nilai tukar rupiah melemah dengan kurs Rp 16.000 per dolar AS. Dengan demikian jika 6 dari 53 perusahaan terkena dampak mematikan dari pelemahan nilai tukar rupiah, maka sekitar 260 perusahaan yang diuji BI disimpulkan terkena dampak.



Siapa perusahaan perusahaan yang dimaksud? Bisa jadi ini sebagian besarnya adalah BUMN yang selama ini memikul utang luar negeri yang besar. Namun terlepas dari berapa perusahaan yang akan bangkrut, yang menyeramkan adalah bahwa BI ternyata telah memiliki kesimpulan bahwa nilai tukar akan mencapai angka Rp. 16.000 per dolar AS.

Asumsi BI ini sangat berdasar mengingat krisis di Indonesia semakin kompleks dan memiliki impliksi ekonomi yang luas.

Penyebab krisis sendiri adalah, pemerintahan Jokowi dan kabinetnya yang doyan menabrak nabrak konstitusi dan regulasi untuk mengejar popularitas, terutama membentur DPR secara tidak konstitusional. Sementara modal asing tau bahwa dalam sistem ekonomi Indonesia sekarang sebagian besar kebijakan dapat  diambil pemerintah harus persetujuan DPR.

Sebab lain yang fundamental adalah defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan yang semakin membesar, yang tidak dapat diatasi kecuali dengan mobilisasi utang luar negeri besar besaran.

Tapi ... Bagaimana mau dipercaya kalau kabinet Bapak isinya sindikat dan mafia?[***]


Penulis adalah peneliti Indonesia for Global Justice.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya