Berita

Dunia

Ini Kronologi Insiden Kacang di Penerbangan Korean Air Versi Kru Pesawat

SABTU, 13 DESEMBER 2014 | 14:54 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Seorang kru pesawat yang menjadi objek kemarahan petinggi Korean Air dalam penerbangan dari New York ke Seoul mengaku merasa terhina dan malu atas insiden itu.

"Orang-orang yang belum berpengalaman tidak akan bisa memahami perasaan dihina dan dipermalukan seperti itu," kata pramugari senior, Park Chang-jin dalam tayangan KBS pada Jumat (12/12).

Perlu dikabarkan kembali, mantan wakil pimpinan maskapai penerbangan Korean Air Cho Hyun-ah, meluapkan kemarahannya ketika berada di dalam penerbangan first class. Pada saat itu, Park datang melayani dengan memberikan kacang macadamia kepada Cho. Namun ia memberikan kacang di dalam kantong dan bukan di atas piring.


Hal itu dinilai Cho tidak sesuai dengan aturan pelayanan maskapai. Cho pun kemudian memerintahkannya untuk turun dari pesawat dan memaksa agar pesawat yang telah lepas landas itu kembali ke bandara John F. Kennedy New York City.

Ketika Cho meluapkan kemarahannya, Park menyebut bahwa ia dan rekan-rekannya berlutut meminta maaf kepada Cho yang tak lain adalah putri bos Korean Air. Saat berlutut, kata Park, Cho memukul punggung tangannya dengan sisi buku manual penerbangan beberapa kali.

Kemudian, seperi dikabarkan Associated Press, Cho memerintahkan agar pesawat kembali ke New York dan menurunkan Park.

Ketika kembali ke Korea Selatan dalam penerbangan terpisah, sebut Park, ada sekitar lima hingga enam petugas dari Korean Air yang mendatangi rumahnya setiap hari dan memintanya untuk memberikan laporan palsu kepada pihak berwenang soal kejadian tersebut. Ia diminta menjelaskan kepada penyelidik bahwa Cho tidak mengeluarkan bahasa kasar dan bahwa ia turun dari pesawat secara sukarela.

Kasus tersebut diketahui menarik perhatian di Korea Selatan. Cho sendiri kemudian mundur dari jabatannya dan meminta maaf kepada publik. Kasus tersebut kemudian ditangani oleh Kementerian Transportasi Korea Selatan [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya