Kebijakan KONI Pusat dan PB PON Remaja yang memberikan kuota empat atlet kepada tuan rumah Jawa Timur, dipertanyakan. Pasalnya, daerah lain hanya mendapatkan jatah dua atlet yang juga harus merangkap bermain di nomor ganda campuran.
Ketua Bidang Pertandingan PB PON Remaja, Irmantara Subagio menjelaskan, masalah kuota atlet untuk masing-masing kontingen sudah diputuskan dalam rapat koordinasi KONI se-Indonesia.
"Keputusan itu juga sudah disampaikan kepada KONI se-Indonesia. Kalau sekarang Icuk Sugiarto (Ketua PBSI DKI Jakarta) protes soal kuota, berarti dia tidak pernah dapat penjelasan dari KONI DKI Jakarta," katanya saat dihubungi terpisah.
Sementara itu, pasangan Akbar Gusti/Nabila yang menjadi unggulan teratas selanjutnya akan ditantang Fauzi Ramdhan/Triya Nur Sa'adiah (Jabar), yang lolos semifinal dengan mengalahkan Erick Eriawan/Silvi Wulandari (Jateng) 21-16, 22-20.
Unggulan ketiga Sri Fatmawati menjadi salah satu wakil Jatim yang lolos ke semifinal tunggal putri, sedangkan satu wakil lainnya di nomor ganda campuran melalui pasangan Akbar Gusti Ramadhani/Mifthaul Nabila yang menempati unggulan pertama.
Sri Fatmawati melaju ke babak empat besar setelah mengalahkan Asty Dwi Widyaningrum (Papua) di babak perempat final dengan skor 21-12, 21-19. Pada perebutan tiket final yang digelar Kamis (11/12), pebulu tangkis asal Probolinggo, Jatim, itu, akan bertemu unggulan kedua asal DKI Jakarta, Jauza Fadhila Sugiarto.
Putri mantan juara dunia Icuk Sugiarto itu, lolos ke semifinal berkat kemenangan 21-18, 21-12 atas unggulan ke-5 Isra Faradila (Sulawesi Tenggara). Semifinal tunggal putri lainnya akan mempertemukan Ranti Dwi Putri (Kalimantan Selatan) dengan Silvi Wulandari (Jawa Tengah).
"Di atas kertas, Jauza Fadhila memang lebih unggul, tetapi kami berharap Sri Fatmawati tidak takut. Apalagi dia main di kandang sendiri," kata pelatih tim bulutangkis Jatim, M Nadip
.[wid]