Berita

presiden joko widodo/net

Rizal Ramli: Jaman Belanda Rakyat Juga Disuruh Kerja, Kerja, Kerja…

SENIN, 08 DESEMBER 2014 | 22:42 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Keinginan pemerintah mengevaluasi harga gas elpiji ukuran 3 kilogram yang banyak digunakan rakyat kelas bawah patut disesalkan.

Keinginan itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pekan lalu (Selasa, 25/11). Menurut JK, walaupun dinaikkan, namun harga baru gas elpiji 3 kilogram akan tetap lebih murah dibandingkan harga minyak tanah.

Pernyataan JK ini menyambung pernyataan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebelumnya yang mengatakan bahwa harga elpiji 3 kilogram mendapatkan subsidi terbesar ketiga setelah harga listrik dan harga BBM.


Bila sebelumnya besaran subsidi untuk elpiji 3 kilogram sebesar Rp 564 miliar, kini di dalam APBN 2014 menjadi Rp 55,12 triliun.

Ekonom senior DR. Rizal Ramli menilai keinginan pemerintah mengevaluasi atau menaikkan harga elpiji 3 kilogram ini patut dipertanyakan mengingat saat ini harga gas seperti halnya harga minyak di pasar dunia juga sedang mengalami penurunan.

"Mengapa yang dihajar rakyat kelompok menengah dan bawah. Beras untuk rakyat miskin (raskin) sudah dihapuskan, harga BBM sudah dinaikkan, harga tiket kereta api juga mau dinaikkan seperti harga elpiji 3 kilogram. Sementara Pertamax dan Pertamax Plus yang sepenuhnya untuk rakyat kelas atas tidak dinaikkan," urai Rizal Ramli dalam perbincangan dengan redaksi malam ini (Senin, 8/12).

"Mas Jokowi, apa ini yang dimaksud dengan perubahan? Kok tega amat?" tanya dia anggota Panel Ahli PBB ini.

Menurut Rizal Ramli keputusan-keputusan pemerintah yang berseberangan dengan kepentingan rakyat kecil ini terjadi karena tidak ada ideologi pro rakyat dan keberanian mengambil berpihak secara tegas kepada rakyat. Nyatanya, rakyat masih menjadi jargon pembangunan.

"Itulah kalau kerja tanpa ideologi. Jaman Belanda, rakyat juga disuruh kerja, kerja, kerja, tanam paksa. Keuntungannya disedot Belanda, rakyat semakin miskin," demikian Rizal Ramli. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya