Berita

Hukum

Ini Cara agar Bekasi Tak Lagi Di-bully

MINGGU, 07 DESEMBER 2014 | 12:24 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Beberapa waktu lalu Bekasi menjadi topik yang ramai dibicarakan netizen di media sosial. Kota dan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan Jakarta ini digambarkan sebagai wilayah yang tidak bersahabat: infrastruktur yang buruk dan suhu yang begitu tinggi.

Sehingga bukan hanya orang yang mengunjungi Bekasi, bahkan orang yang menetap di Bekasi pun merasa tak nyaman. Saking terasa panas, salah satu meme yang beredar di media sosial menggambarkan Bekasi sebagai planet tersendiri yang berada di antara matahari dan bumi.

Suhu yang begitu tinggi di Bekasi ditengarai akibat ruang terbuka hijau (RTH) yang minim, sementara pembangunan infrastruktur industri dilakukan secara besar-besaran.


Padahal sesuai dengan tata ruang nasional, Bekasi diperuntukan untuk pemukiman,” A. Hardi Firman dari LBH Jakarta.

Komunitas warga di Tambun Utara Kabupaten Bekasi memiliki problem tersendiri. Harapan mereka untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri dengan menanam pohon disekitar lingkungan justru mendapatkan hambatan,” sambungnya.

Disebutkan ada perusahaan pengembang di Bekasi Utara yang secara sepihak menebang pohon-pohon yang telah ditanam warga. Tidak hanya itu, warga yang menolak penebangan malah dilaporkan ke Polisi oleh pengembang.

Parahnya, pemerintahan setempat abai dalam dalam menyikapi hal ini. Alhasil sehari-hari warga tersiksa dengan cuaca panas ekstrim tanpa adanya pohon sebagai penangkal teriknya sinar matahari,” masih kata Hardi Firman dalam keterangan yang diterima redaksi.

Untuk mengatasi persoalan ini, Hardi mengatakan pihaknya bersama Paguyuban Warga Pesona Mutiara Indah hari ini (Minggu, 7/12) menanam 1.000 pohon di Bekasi sebagai bagian dari kegiatan peringatan Hari HAM Sedunia.

Seremoni penanaman pohon diselenggarakan di Perumaham Pesona Mutiara Indah, Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Selain menanam pohon juga diselenggarakan pameran foto perjuangan warga mendapatkan hak mereka akan lingkungan yang lebih baik juga penyuluhan dan konsultasi hukum.

Hardi Firman kegiatan ini bisa menjadi salah satu cara untuk menghentikan aksi bully di media sosial yang sebetulnya adalah kritik terhadap kondisi lingkungan yang buruk. [dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya