Berita

altin tokay/smc

Tokay: Negara Superpower Gunakan Isu HAM Sebagai Tongkat Pemukul

MINGGU, 30 NOVEMBER 2014 | 22:36 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Negara-negara superpower menjadikan isu HAM sebagai tongkat yang bisa dipukulkan kepada negara-negara kecil yang menolak dominasi mereka, baik di bidang ekonomi maupun politik.

Lebih dari itu, HAM menjadi perangkat kolonialisasi gaya baru. Negara-negara yang menolak keinginan kelompok superpower dengan mudah dicap sebagai pelanggar HAM. Sementara di sisi lain, negara superpower merasa punya hak melakukan pembantaian terhadap bangsa lain dengan alasan penegakan HAM.

Demikian kritik keras yang disampaikan peneliti dari Turki, Altin Tokay, ketika berbicara dalam diskusi mengenai universalisme dan spesifitas HAM di arena Forum HAM Dunia dai Marrakesh, Maroko (Sabtu, 29/11).


Selain Altin Tokay, sesi pertama diskusi itu juga dihadiri tiga pembicara lain, yakni Prof. Matsumoto Shoji dari Jepang, Francois Burgat dari Prancis dan Bensalem Himmich dari Maroko.

Dalam laporan yang dirilis Sahabat Maroko disebutkan bahwa secara umum semua pembicara memiliki pandangan serupa. Kritik terhadap konsepsoi universal HAM yang sering kali disalahgunakan negara-negara superpower juga telah disampaikan Raja Muhammad VI ketika membuka konferensi yang dihadiri tidak kurang dari 6.000 peserta dari berbagai negara itu (Kamis, 27/11).

Forum HAM Dunia ke-2 di Marrakesh ini adalah kelanjutan dari forum yang sama di Brazil tahun lalu.

"HAM telah menjadi tongkat dan ancaman di tangan negara-negara superpower," ujar Tokay.

"Negara-negara superpower menggunakan konsep ini untuk menjajah bangsa-bangsa lain yang lebih lemah," sambung dia.

Tokay mencontohkan relasi Turki dan Amerika yang mengalami pasang dan surut. Amerika Serikat, sebutnya, sering kali menggunakan isu lama mengenai kekerasan yang terjadi terhadap orang Armenia di Turki pada saat Perang Dunia Pertama untuk menekan Turki.

"Setiap tanggal 24 April kami selalu menunggu apakah presiden Amerika Serikat akan menyebut peristiwa itu sebagai pembunuhan massal atau tidak. Bila tidak, maka kami aman untuk satu tahun," ujarnya setengah bercanda.

Kalaupun Amerika menekan Turki untuk kasus Armenia, misalnya, itu bukan berarti Amerika mendukung dan melindung hak orang-orang Armenia. Amerika semata-mata ingin menaklukkan Turki dalam isu-isu tertentu yang sedang hangat diperdebatkan.

"Mereka selalu menggunakan metode yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Intinya, mereka menggunakan apapun untuk mempertahankan dominasi di dunia," kata Tokay lagi. [SMC]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya