M Prasetyo tidak mau ambil pusing terkait pandangan miring dari sejumlah kalangan mengenai penunjukan dirinya sebagai Jaksa Agung.
â€Yang saya pikirkan saat ini adaÂÂlah bagaimana Kejaksaan ke deÂpan bisa bekerja lebih baik,’’ kata M Prasetyo saat ditemui di kantornya Jalan Sisimangaraja, Jakarta, Senin (24/11).
Pria yang akrab disapa Ota ini memastikan, semua embel-embel kepartaian sudah dilepaskannya saat dilantik sebagai Jaksa Agung.
â€Usai dilantik, Ketua Umum Partai Nasional DeÂmokÂrat Pak Surya Paloh tidak meÂniÂtipkan keÂpentingan apapun. Pak Surya PaÂloh dulu ketua umum saÂya, tapi sekarang bukan lagi,†paparÂnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Bukankah Anda tetap sering berÂkomunikasi dengan Surya PaÂloh?Ya, itu dulu. Sebagai kader ParÂtai Nasem saat itu, pasti saya seÂring berkomunikasi dengan beliau.
Apa pesan Surya Paloh seÂteÂlah dilantik jadi Jaksa Agung?Kerja baik, kerja yang baik, itu pesan Pak Surya Paloh. Itu saja. Ketika bangsa memanggil kita, semua kepentingan harus kita tangÂgalkan.
Ada kekhawatiran, Anda akan mengamankan kasus parÂÂtai yang bergabung dalam KoaÂlisi Indonesia Hebat. TangÂgapan Anda?Nggak ada itu. Kalau memang salah, ya dihukum dong. Semua orang punya hak dan kewajiban yang sama di depan hukum. Nggak ada perbedaan. Saya pun kalau salah dihukum, siapa saja.
Termasuk kasus kredit macet PT Cipta Graha Nusantara keÂpaÂda Bank Mandiri sebesar Rp 160 miliar yang diduga meliÂbatÂkan petinggi partai?Saya nggak pernah mendengar ada masalah itu kok. Kalau ada yang mau mengungkap, silakan. Tapi harus cukup bukti-buktiÂnya. Selama ini saya dikatakan ingin mem-back up, nggak ada itu. KaÂrena Pak Surya Paloh seÂlama ini nggak ingin di-back-up. TiÂdak ada kalimat yang keluar dari Pak Surya Paloh untuk di-back up.
Apa ada pesan dari Jokowi?Kalau pesan beliau, tegakkan huÂÂkum dengan baik dan benar, kerja keras, karena ini adalah salah satu pilar dari bangsa ini. Kan Anda tahu Pak Jokowi. BeÂliau pasti jauh lah dari urusan seÂperti itu.
Jaksa Agung di bawah PreÂsiden, bukankah terbuka peÂluÂang diintervensi?Presiden tidak mengintervensi kok. Saya punya tanggung jawab untuk memperbaiki bangsa ini. PrÂesiden bukan hanya kepala peÂmeÂrintahan lho, tapi kepala neÂgaÂra yang bertanggung jawab pada kelangsungan hidup berneÂgara. Nggak ada Presiden mengÂinÂterÂvensi.
Kenapa Kejaksaan sering kalah start oleh KPK dalam mengungkap kasus korupsi?Dorong Kejaksaan bisa meÂlaÂkukan penyadapan. Percuma seÂkarang ada alat sadap, tapi aturÂannya nggak ada. Kalau itu diÂberikan, tentu akan lebih meÂmuÂdahkan kita. Namanya meÂnyaÂdap, kalau minta izin dulu kan suÂdah selesai bicaranya.
Makanya kalau mengÂungÂkapÂkan kasus korupsi tidak muÂdah. Mungkin kalau diberikan keÂweÂnangan yang sama dengan KPK akan lebih mudah. Itu keÂputusan politik, dukung kita kaÂlau ingin Kejaksaan lebih berÂkiprah.
Sejumlah kalangan menilai, tepat tidaknya Anda dipilih seÂbagai Jaksa Agung akan dilihat gebrakan di enam bulan perÂtama. Apa Anda setuju?Kalau mau besok juga bisa, he... he... he... Kenapa harus enam bulan. Masalahnya kan cuÂkup pelik, meÂnegakkan huÂkum kan tidak perlu grasak-grusuk. Kita menegakkan huÂkum deÂngan tidak melanggar hukum.
Apa sudah bertemu bekas Jaksa Agung Basrief Arief ?Secara fisik belum, tapi teleÂpon terus dengan saya. Bahkan tanda pangkatnya pun sudah diÂberikan keÂpada saya. Saya kaÂwan baik Pak Basrief. Sering makan, ngobÂrol dan bercanda.
Biasanya setiap pergantian pejabat selalu membawa gerÂbong untuk mengisi pos straÂteÂgis. Anda bagaimana?Saya tidak. Saya tidak pernah baÂÂwa gerbong. Coba lihat saja nanÂti. Kalau ada sekrupnya yang ruÂsak, kita ganti. Kan saya bilang tadi konvoi kendaraan itu diÂtenÂtukan oleh kendaraan yang lamÂbat, bukan yang tercepat.
Kejaksaan terkeÂsan tertutup dalam kasus koÂrupÂsi. Apa di era Anda akan lebih terbuka?Ya, ditangani secara terbuka. Tapi nggak telanjang lah, he... he...he... Nanti malah melanggar etik. Ada tahapan-tahapannya, ada peÂnyelidikan, penyidikan dan peÂnunÂtutan. Ketika penyelidikan mungkin kita tidak boleh mÂeÂnyamÂpaikan kemana-mana.
SeÂbab, di samping masih terÂkait deÂngan praduga tidak berÂsalah, juga akan mempersulit proses penanganan perkaranya. Ketika penyidikan mulai terbuÂka sedikit. Nah penuntutan di persiÂdangan baru terbuka.
Anda dinilai minim prestasi dalam hal penuntasan kasus korupsi. Komentar Anda?Banyak pihak mengukur saya ketika menjabat sebagai JamÂpiÂdum. Karena saya tidak pernah menangani perkara korupsi. Itu persepsi yang keliru. Perkara koÂrupsi itu yang menangani geÂdung bulat (Jampidsus). Tidak boleh di gedung sana, atau di geÂdung situ. Ini masalah keÂweÂnangan. Ketika jadi Jampidum, nggak mungkin dong saya intervensi JAM-JAM yang lain. Sekarang bisa, saya tinggal mengarahkan.
Selama berkarier di KejakÂsaÂan, Anda belum pernah menaÂngani kasus korupsi?Di daerah ada. Di daerah ketika saya jadi Kajari, semua saya taÂngani dan selesai. Sampai saya harus meninggalkan kebiasaan saya jalan kaki. Karena takut nanÂti diintimidasi oleh pihak lain. ***