Berita

ilustrasi/net

Politik

Harga BBM Naik, Petani Tak Cukup Terima Tiga Kartu Sakti

KAMIS, 20 NOVEMBER 2014 | 17:15 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak sangat memberatkan rakyat kecil, khususnya petani. Bagi petani, kompensasi kenaikkan BBM tidak cukup hanya dengan perlindungan sosial melalui tiga kartu sakti.

"Segera laksanakan pembaruan agraria yang dijanjikan Jokowi-JK di Nawacita nya, jangan ditunggu-tunggu lagi. Bagi petani, yang paling penting punya tanah untuk berproduksi," kata Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia Agus Ruli Ardiansyah di Jakata (Kamis, 20/11).

Menurut dia, kenaikkan harga BBM secara otomatis membuat harga kebutuhan sehari-sehari dan modal produksi pertanian makin tinggi. Oleh karenanya, perlindungan sosial melalui  Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar tidak akan mampu mengatasinya.


"Bisa dibayangkan yang dialami petani tak berlahan yang harus menyewa lahan agar bisa menyambung hidupnya. Jadi yang harus dikerjakan pemerintahan Jokowi-JK adalah agar lahan sembilan juta hektar untuk 4,5 juta keluarga segera diredistribusikan kepada petani kecil dan tak bertanah," papar Agus Ruli.

Agus Ruli menambahkan, urgensi redistribusi lahan diperkuat oleh putusan Mahkamah Konstitusi atas permohonan uji materi UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani No 19 Tahun 2013 (yang diumumkan awal November 2014 ini), bahwa pemerintah harus memberikan jaminan luasan lahan pertanian, prioritas bagi petani yang benar-benar  tidak punya lahan pertanian.

Selanjutnya, pemerintah harus menjamin dan menjaga harga produk hasil pertanian di tingkat petani  yang menguntungkan sehingga petani tetap mempunyai penghasilan yang juga cukup untuk membeli kebutuhan hidup lainnya, mengingat petani juga adalah juga konsumen. Di samping itu pastikan subsidi pupuk dan input produksi lainnya untuk menjamin keberlanjutan mereka berproduksi.

"Pengalihan dana subsidi BBM yang katanya lebih dari Rp 100 triliun ke ke sektor produktif itu pun harus kita awasi, terutama yang dianggarkan untuk peningkatan produksi pangan seperti perbaikan infrastruktur irigasi dan pendirian irigasi baru, organisasi petani harus dilibatkan. Kita akan lihat, apakah program nawacita pemerintah benar-benar dijalankan," pungkas Agus Ruli.[dem]
 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya