Berita

Petrus Selestinus/net

Hukum

Jokowi dan Kapolri Harus Awasi Kriminalisasi Polisi Pembongkar Kasus Trafficking

JUMAT, 14 NOVEMBER 2014 | 08:10 WIB | LAPORAN:

Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Sutarman dan Kompolnas RI harus memantau terus perkembangan penyelesaian kasus Brigpol Rudy Soik, penyidik Krimsus Polda NTT yang belum lama ini membongkar keterlibatan sejumlah perwira Polda NTT dalam jaringan mafia trafficking yang sudah menempatkan Provinsi NTT pada namor urut 1 dalam kejahatan trafficking terbesar di Indonesia.

Demikian disampaian Koordinator Tim Pembela Demokrasi (TPDI) Petrus Selestinus saat berbincang dengan wartawan pagi ini (Jumat, 14/11).

"Sebagaimana diketahui sejak munculnya konflik dalam internal Polri di NTT terkait penyidikan kasus trafficking dimana Brigpol  Rudy Soik berani mengambil resiko mengungkap kejahatan dan jaringan mafia trafficking di dalam lingkungan Polda NTT, maka sejak itu Ruddy Soik mendapatkan  pujian dan dukungan luas dari seluruh lapisan masyarakat. Keberanian Ruddy Soik bukanlah tanpa resiko termasuk resiko akan dibunuh oleh sindikat mafia trafficking yang jaringannya sudah menggurita di NTT," ungkap Petrus.


Lanjutnya, Polda NTT dikhawatirkan tidak independen dan tidak mampu bersikap netral lagi dalam menyelesaikan konflik di internal Polda NTT antara Ruddy Soik dengan pimpinannya, sehingga kekhawatiran bahwa suatu saat pimpinan Polda NTT akan bertindak apriori terhadap Ruddy Soik, baik dalam bentuk kriminalisasi dan politisasi terhadap sikap dan perilaku Ruddy Soik dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai anggota Polisi aktif di Polda NTT.

"Memang saat ini kekhawatiran banyak pihak bahwa Ruddy Soik cepat atau lambat akan menghadapi tekanan, intimidasi bahkan lebih kejam lagi dikriminalisasi ternyata saat ini terbukti dengan menjadikan Ruddy Soik sebagai Tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan," jelasnya.

Bahwa dalam kasus ini posisi Kapolda NTT memang sangat dilematis karena disatu sisi Kapolda membutuhkan keberanian Ruddy Soik untuk mengungkap jaringan mafia trafficking yang sudah sangat meresahkan karena memakan korban ribuan anak-anak NTT, tetapi disisi lain Kapolda juga harus mengakomodir laporan masyarakat yang menuduh Brigpol Ruddy Soik melakukan penganiayaan.

"Mampukan Kapolda NTT bersikap netral tanpa dipengaruhi mafia Traffiking? Kita lihat nanti," pungkasnya. [rus]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya