Berita

Pesan Kunci

Tunggu Apalagi Jokowi?

JUMAT, 07 NOVEMBER 2014 | 12:35 WIB | OLEH: HENDRI SATRIO

PENGUMUMAN susunan Kabinet Kerja praktis merupakan informasi general strategis terakhir yang disampaikan Jokowi kepada rakyat. Namun setelah itu, tak ada lagi informasi strategis disampaikan Jokowi.

Hasilnya? Pesan Kunci komunikasi politik pemerintahan Jokowi kacau balau. Terlepas dari kisruh politik antar parpol yang saat ini terjadi, komunikasi politik pemerintahan kacau tak terarah. Terlalu banyak juru bicara (termasuk menteri) yang menyampaikan pesan morat marit.

Untuk Kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar saja menteri-menteri Jokowi tidak satu pesan kunci. Para menteri bahkan cenderung blunder dan berpotensi memperburuk citra pemerintahan. Akibatnya banyak pihak yang meminta Jokowi mengakui bahwa dua program kartu tersebut isinya sama dengan program besutan pemerintahan SBY.


Isu kenaikan BBM pun tak tentu arah. Banyak yang dicitrakan kolega dekat Jokowi malah berbalik menolak kebijakan ini. Istilah "kenaikan harga BBM" jauh lebih populer dibanding dengan "Pengurangan Subsidi BBM" yang sesungguhnya pesan substantial.

Hingga saat ini pemerintahan Jokowi belum melakukan komunikasi terbuka kepada Legislatif terkait program-program pemerintah. Menteri-menterinya pun sibuk ikut-ikutan bikin blusukan program pencitraan mengikuti bosnya tanpa menyampaikan terlebih dahulu program inti mereka.

Tidak ada salahnya blusukan bertemu petani, Nelayan dan elemen rakyat lainnya, namun ini Indonesia, bukan Solo atau Jakarta. Arah kebijakan harus dikomunikasikan segera. Slogan, kerja-kerja-kerja tanpa arahan strategis dapat jadi kerja-nabrak-nabrak.

Ayo, tunggu apalagi pak Presiden. Segera sampaikan arah kebijakan kepada rakyat dengan komunikasi dan pesan kunci yang jelas. Jangan biarkan rakyat menunggu dan menunggu. Negara ini butuh arahan Sang Presiden. [***]

Penulis adalah pengamat komunikasi politik. Dapat dihubungi di akun Twitter @satriohendri.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya