Berita

presiden joko widodo/net

Hukum

KARTU SAKTI JOKOWI

Yusril: Saya Wajib Ingatkan Presiden, Mengelola Negara Harus Berpedoman Konstitusi

JUMAT, 07 NOVEMBER 2014 | 11:23 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus pikirkan dampak pengambilan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Badan Usaha Milik Negara untuk program  Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Sedianya, dana CSR perusahaan digunakan sebagai kompensasi kepada masyarakat sekitar atas kegiatan perusahaan di daerah tersebut dengan segala dampaknya. Jadi, selain harus memikirkan dasar hukumnya (baca: Yusril: Harus Ada Dasar Hukum Kalau Dana CSR BUMN Diambil Negara), presiden juga mesti pikirkan dampak kepada masyarakat yang dirugikan kegiatan perusahaan.

Menurut pakar tata negara, Yusril Ihza Mahendra, dana CSR pasti berkurang atau malah habis tersedot untuk mendanai program tiga kartu Presiden Jokowi, sehingga masyarakat lokal bisa kecewa. Daerah mereka rusak karena ditambang, tapi dana CSR-nya bukan untuk membantu masyarakat lokal, malah dipakai untuk danai prorgam tiga kartu.


"Apalagi, program tiga kartu dikaitkan dengan kompensasi kenaikan BBM yang bakal dilakukan pemerintah. Tidak ada hubungannya," urai Yusril lewat akun twitternya @Yusrilihza_Mhd, Jumat pagi (7/11).

Yusril meminta Presiden Jokowi menyadari dampak serta kemungkinan kekecewaan masyarakat lokal akibat berkurangnya CSR BUMN. Dia juga tambahkan, sebagian besar dana CSR BUMN disalurkan di luar Pulau Jawa, sementara bagian terbesar penerima program tiga kartu ada di Pulau Jawa.

Dalam kesempatan itu Yusril mengatakan, dirinya merasa tidak perlu mengajari Presiden Jokowi yang notabene seorang nasionalis dari PDI Perjuangan, tentang dampak dari kebijakan terhadap keutuhan bangsa Indonesia.

"Namun saya berkewajiban untuk mengingatkan Presiden bahwa mengelola negara haruslah berpedoman kepada konstitusi dan hukum yang berlaku. Niat baik saja tidak cukup, tetapi memerlukan renungan dan pemikiran dalam sebelum mengambil keputusan dan melakukan suatu tindakan," tulisnya.

Kata Yusril, Presiden Jokowi bisa belajar dari Presiden pertama RI, Soekarno. Proklamator itu, sebut Yusril, adalah orang besar dan Bapak bangsa. Namun, salah satu kelemahan Presiden Soekarno yaitu sering bertindak di luar konstitusi dan hukum yang dibuatnya sendiri

"Kelemahan itu membawa dampak yang besar, terutama menjelang akhir masa kekuasaannya. Presiden Jokowi jangan mengulangi lagi kelemahan itu," pungkas Yusril di akun twitternya. [ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya