Berita

Pertahanan

Revolusi Mental Jokowi Patut Dipertanyakan Jika Kepala BIN Masih dari Militer

SENIN, 03 NOVEMBER 2014 | 15:29 WIB | LAPORAN: SHOFFA A FAJRIYAH

Berdasarkan UUD 1945 mengenai pertahanan dan keamanan negara, sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya.

Semuanya dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Menurut Direktur Eksekutif Institut Proklamasi, Dedy Rachmadi, konteks itu berarti mengamanatkan agar sistem pertahanan dan keamanan negara ini tidak lagi didominasi militer dan bergaya represif. Hal ini dikatakannya terkait nominasi calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pengganti Marciano Norman.

"Ini juga harus melibatkan partisipasi masyarakat. Yang paham soal ini ya kalangan sipil," ujar Dedy dalam rilis yang diterima redaksi beberapa saat lalu (Senin, 3/11).

Menurut Dedy, dalam menghadapi potret kehidupan sosial masa kini, bangsa Indonesia harus berkaca pada teori Maurice Duverger tentang antagonisme politik yang dipicu oleh egosentrisme individu atau kolektif. Di Indonesia, antagonisme ini muncul dari kalangan militer. Seolah enggan berbenah diri, rakyat sipil masih seringkali diintimadasi dan menjadi korban keganasan aparat bersenjata.

"Kita akan lihat nanti siapa Kepala BIN yang dipilih Jokowi. Apakah dari militer lagi atau dari kalangan sipil? Kalau dari militer lagi, maka komitmen revolusi mental Jokowi hanya omong doang alias omdo," tegas Dedy. [ald]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya