Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengklaim, telah memiliki strategi untuk mencapai swasembada pangan. Padahal, selama ini traget swasembada sudah gagal terus.
“Untuk mecapai swasembada pangan perlu memprioritaskan irigasi, bibit, mekanisasi, dan jaminan pasar,†kata Amran saat serah terima jabatan di AuÂditoÂriun KÂementerian Pertanian, JaÂkarta, kemarin.
Karena itu, Amran menarÂgetÂkan, Indonesia bisa mencapai swasembada pangan dalam wakÂtu 3-4 tahun ke depan. “Mudah-mudahan 3 tahun atau 4 tahun kedepan sudah tercapai swaÂsemÂbada pangan,†ujarnya.
Menurut dia, jaminan pasar menÂjadi penting agar saat masa panen mencapai puncak ada pasar yang dapat menampung komoditas tersebut. Komoditas pangan yang menjadi prioritas Kementan antara lain padi, jagung, kedelai, dan gula karena IndoÂnesia masih sering mengimpor bahan pangan tersebut.
Selain itu, kata dia, perluasan wilayah juga menjadi fokus proÂgram kerja Kementerian PerÂtaÂnian. “Lahan sudah ada, tinggal sinergi dengan direktorat lain. Ini harus dilakukan terintegrasi tidak boleh berdiri sendiri-sendiri,†katanya.
Dia pun berjanji, akan mengÂupayakan pembangunan keÂdauÂlatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan dengan melakukan regenerasi petani. Dia pun meÂngaku sudah memiliki rencana untuk meÂwujudkan target tersebut. “Salah satunya melalui pengenÂdaÂlian impor pangan dan peÂngemÂbaÂngan ekspor pertanian,†paparnya.
Amran juga menegaskan, piÂhakÂnya akan berupaya menangÂgulangi kemiskinan di sektor pertanian dan dukungan regeÂnerasi petani.
Bekas Mentan Suswono meÂngaÂtakan, tantangan sektor perÂtanian di Indonesia cukup berat yaitu soal persoalan perubahan iklim, konversi lahan produktif yang membuat lahan pertanian menyempit dan persoalan inÂfrastruktur pertanian yang minim.
“Sebanyak 52 persen irigasi kita rusak, untuk bisa menopang itu perlu Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemodalan, itu tanÂtaÂngan,†katanya.
Dia mengatakan, saat ini perÂsoalan peningkatan produksi gula dan kedelai masih terkendala penyeÂdian lahan. “Potensi kita untuk swasembada masih meÂmungÂkinÂkan, saya yakin dengan menteri baru ada terobosan-teroÂbosan yang lebih baik lagi,†tukas Suswono.
Pengamat pertanian Husein Sawit mengatakan, kegagalan reaÂlisasi produksi pangan pada 2013 dan revisi target 2014 diÂkaÂrenakan target swasembada paÂngan hanya dikerjakan satu keÂmenterian. Padahal, semesÂtinya target pangan menjadi target neÂgara, bukan target pemerintah.
Hal ini berarti bahwa semua kementerian yang terkait dengan urusan pangan harus mendukung. Selain ego sektoral kementerian terkait, Husein menjeÂlasÂkan, masalah mendasar yang harus diselesaikan yakni pembentukan Badan Ketahanan Pangan.
Badan Ketahanan Pangan, kaya dia, nantinya bisa menjadi jemÂbatan dan koordinator yang menÂdaÂmaikan ego sektoral maÂsing-masing kementerian. Di sisi lain, dia memaparkan, bahwa inÂfrasÂtruktur pertanian sampai saÂat ini tidak ditangani dengan benar. ***