Berita

Politik

Angkat Rini Soemarno Jadi Menteri, Jokowi Permisif terhadap Korupsi

SABTU, 25 OKTOBER 2014 | 01:36 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Dugaan tim penjaringan menteri Jokowi-JK 'bermain' untuk mengeruk keuntungan pribadi kian menguat seiring munculnya calon-calon menteri bermasalah. Nama mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soemarno disebut-sebut satu dari delapan calon menteri yang tidak direkomendasikan KPK karena berpotensi besar terjerat kasus korupsi.

"Patut diduga ini ada yang main. Harusnya Jokowi bisa melihat orang yang terindikasi korupsi atau pelaku pelanggaran HAM sudah diketahui publik, tapi kenapa masih ditarik juga," ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi kepada wartawan di Jakarta (Jumat, 24/10).

Adhie berharap Jokowi bersikap tegas. Nama-nama calon menteri yang mendapat red notice dari hasil penelusuran KPK harus dicoret, bukan tetap memilihnya menjadi menteri.


"Begini, kalau seandainya tetap diakomodir, ini tidak sejalan dengan janji Jokowi pada saat kampanye akan membentuk kabinet bersih. Kalau tetap diakomodir, Jokowi sudah permisif terhadap korupsi," papar Jurubicara Presiden era Abdurrahman Wahid ini.

Rini kerap disebut terlibat sejumlah kasus. Dia diduga terlibat kasus dugaan korupsi penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yang kini masih dalam proses penyelidikan KPK. Terkait kasus ini Rini pernah diperiksa penyidik anti rasuah itu.

Rini juga pernah diperiksa penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Pemeriksaan dilakukan terkait kasus dugaan korupsi penjualan aset pabrik gula pelat merah, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Oleh Panitia Kerja (Panja) Komisi I DPR, Rini juga pernah diperiksa terkait proses imbal dagang pesawat jet tempur Sukhoi, helikopter, dan peralatan militer Rusia. Rini yang pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Astra Internasional dinilai DPR telah melanggar UU Pertahanan dan UU APBN. Dalam proses imbal dagang itu, ditengarai kuat telah terjadi kerugian negara.

Adhie berpendapat jika Jokowi tetap mengangkat orang bermasalah sebagai menteri, maka bisa dipastikan kerja-kerja pemberantasan korupsi oleh pemerintahan kedepan tidak akan berjalan sesuai yang dijanjikan.

"Kalau orang bermasalah masuk kabinet, maka pada hari pertama sudah terjadi distrust. Itu sebabnya, presiden Jerman mundur karena ada kecurigaan publik. Kalau publik sudah sanksi maka tidak ada artinya lagi," papar dia.

Agar hal ini tidak terjadi, Adhie menyarankan Jokowi melakukan seleksi ulang calon menteri.

"Bikin lagi seleksi yang lebih clear. Demisionerkan tim seleksi sekarang karena telah memunculkan distrust tim, dan bentuk tim yang baru," pungkas Adhie.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya