Berita

Nusantara

Peternak Telur Ngeluh Investor Besar Merajai Pasaran

SELASA, 21 OKTOBER 2014 | 11:53 WIB | LAPORAN:

Para peternak telur ayam di Kabupaten Cirebon, terancam gulung tikar. Pasalnya, harga telur terus merosot belakangan ini.  

Salah seorang peternak kecil, Wawan mengaku sangat terpukul dengan anjloknya harga telur ayam. Dia harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli pakan ayam dan membayar pinjaman bank setiap bulannya.

"Jika terus begini saya bakal bangkrut. Sekarang saja pakan sudah menipis dan belum beli lagi," ungkap warga Lemahabang ini seperti dilansir dari RMOL Jabar (Cirebon Bagus).


Wawan menambahkan, kini dia harus membeli pakan dengan harga tinggi. Bahkan beberapa kali terpaksa mengganti atau mengurangi pakan ayam dengan dedak.

"Kami kurang karena harga jual telur nya turun terus. Kami berharap pemerintah dapat membantu kami mengatasi persoalan ini," pintanya.

Hal ini dibenarkan Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur ‘Mitra Mandiri’ Kabupaten Cirebon, Engkos Kosasih. Ia menyebutkan, harga telur ayam di tingkat peternak saat ini berkisar antara Rp 14 ribu - Rp 15 ribu per kg. Menurutnya, kisaran harga tersebut lebih rendah dibandingkan break even point (BEP).

"Untuk mencapai BEP, maka harga telur ayam semestinya minimal Rp 15 ribu per kilo. Sedangkan untuk memperoleh keuntungan, maka idealnya harga telur ayam mencapai 3,5 kali harga pakan ayam. Saat ini, harga pakan ayam mencapai Rp 4.800 - Rp 5.000 per kg," ujar Engkos.

Menurut dia, anjloknya harga telur ayam lantaran banyak investor besar dan asing ikut bermain di sektor ini. Mereka menguasai dari hulu hingga hilir. Para peternak kecil sulit untuk bersaing. Engkos mencontohkan, dari segi produksi, peternak kecil hanya mampu memelihara 2 ribu - 2.500 ekor ayam, dengan produksi telur berkisar 3-5 kuintal per hari. Sedangkan perusahaan besar dan asing, mampu memelihara hingga jutaan ekor ayam, dengan produksi telur mencapai hingga 80 ton sampai ratusan ton per hari.

"Akibatnya, telur ayam yang beredar di pasaran sangat banyak," kata Engkos.

Engkos menambahkan, dari segi pakan ayam, peternak kecil sangat bergantung pada pakan pabrikan. Sedangkan perusahaan besar dan asing, memproduksi sendiri pakan ayamnya.[wid/rmoljabar.com]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya