Sangat disayangkan hingga saat ini pemuda Indonesia belum memiliki affirmative action dalam membangun bangsa. Padahal, sudah sejak lama pemuda selalu digembor-gemborkan sebagai garda terdepan.
Demikian disampaikan oleh Ketua Garda Pemuda Partai Nasdem, Martin Manurung dalam diskusi bertema Quo Vadis Pemuda Indonesia "Kaum Muda dan Masa Depan Kepemimpinan di Indonesia yang digelar di Cafe Decanter, Kuningan, Jakarta (Senin, 13/10).
"Untuk itu, perlu affirmative action untuk pemuda," ujarnya.
Lanjut Martin, tanpa affirmative action mengharapkan pemuda untuk bisa berperan di era liberilasasi sekarang ini akan sulit. Walaupun pemuda matang secara pikiran, kompetensi dan sebagainya tapi sistem demokrasi yang bagai pasar, menghendaki juga kekuatan kapital.
"Nah ini yang tidak mungkin dipenuhi pemuda karena memang pemuda tidak semua berdarah biru, makanya perlu affirmative action seperti halnya perempuan secara gender," tegas pria jebolan Universitas Indonesia ini.
Jika affirmative action tidak segera diwujudkan, menurut Martin, Indonesia akan sulit melahirkan terobosan-terobosan baru terjadi. Sebaliknya, Indonesia akan terjebak dengan cara-cara lama yang sudah menjadi kebiasan, karakter dan tabiat generasi lama.
"Kalau kita ingin membuat perubahan perubahan, ada terobosan-terbosan, maka pemuda harus masuk dan kita tidak bisa membiarkan pemuda masuk tanpa affirmative action,"pungkas martin yang juga lulusan University of East Anglia, Inggris ini.
[dem]