Berita

ilustrasi

Bisnis

Amankan Pangan & Angkutan Sebelum Naikkan Harga BBM

Pengaruhi Daya Beli Masyarakat, BPS Sarankan Upah Tahun Depan Naik
SENIN, 13 OKTOBER 2014 | 09:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Rencana kenaikan harga BBM subsidi yang mencapai Rp 3.000 per liter harus dibarengi dengan kenaikan gaji. Hal ini untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga.

Pengamat ekonomi dari Lem­baga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Ichsanudin Noorsy menga­takan, yang harus diperha­tikan pemerintah adalah dampak su­sulan dari kenaikan harga BBM, yaitu melonjaknya harga pangan dan tarif angkutan umum.

“Dari hitung-hitungan saya, ka­lau harga BBM naik Rp 1.000, ja­dinya BBM Rp 7.500. Artinya, ma­syarakat butuh kenaikan pen­dapatan sebesar Rp 250 ribu,” kata Noorsy kepada Rakyat Mer­deka, kemarin.


Nah, jika kenaikan mencapai Rp 3.000 per liter, tinggal dikali­kan saja kenaikan gaji yang harus diberikan. Menurut dia, jika pe­merintah mau memberikan ban­tuan kenaikan pendapatan, ten­tunya harus menjangkau pada masyarakat yang masuk golongan miskin.

Kendati begitu, Noorsy menga­ku sangat sulit untuk menentukan golongan miskin karena datanya berbeda-beda.

“Angka kemiskinan mana yang dipakai. Kan beda-beda, harus pakai Jamkesmas (Jaminan Kese­hatan Masyarakat), bukan di ras­kin (beras untuk rakyat miskin) atau BLT (Bantuan Langsung Tunai),” ungkapnya.

Noorsy menganggap, yang harus diutamakan pemerintah adalah memberikan bantuan kepada petani. Selain itu, dia juga mem­berikan solusi jangka me­nengah untuk pemerintah men­datang dalam menghadapi polemik BBM.

Caranya, melakukan konversi pembangkit dari BBM ke gas tapi bidang otomotif tetap dibiarkan menggunakan BBM.

“Kita biarkan industri otomotif bermain di BBM, bukan pindah ke gas. Kemudian, prioritas se­lanjutnya atasi orang miskin,” saran Noorsy.

Analis Woori Korindo Secu­rities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengakui, kenaikan harga BBM sudah pasti mendo­rong inflasi. Karena itu, peme­rintah harus punya cara agar kenaikan harga BBM tidak terlalu membebani masyarakat dan memperbesar inflasi.

“Kenaikan BBM mengerek harga bahan pokok. Kalau me­mang pemerintah mempunyai pro­gram untuk menahan kenai­kan harga bahan pokok, imbas­nya tidak terlalu berpengaruh,” ujarnya.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statisk (BPS) Sasmito Hadi Wibowo meng­ingatkan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap daya beli buruh di masa depan. Karena itu, kebijakan itu harus diikuti de­ngan naiknya upah tahun depan.

Menurut Sasmito, kenaikan gaji minimal sesuai dengan in­flasi tahunan. Semakin besar ke­naikan harga BBM subsidi maka akan makin tinggi pula doro­ngan terhadap inflasi. Karena itu, kenaikan gaji juga perlu disesu­aikan.

“Kalau perusahaannya mampu, harusnya lebih besar dari inflasi agar daya beli masyarakat me­ningkat dan akhirnya mendorong perekonomian,” ujarnya

Jika BBM subsidi tahun ini di­naik­kan, dampaknya harus di­tambah realisasi inflasi akhir ta­hun nanti, baru bisa ditetapkan berapa besar kenaikan gaji tahun depan.

“Kalau kenaikan gaji sesuai inflasi, hanya mempertahankan daya beli,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sasmito mene­gaskan, kewajiban itu harus dila­kukan perusahaan, mengingat ke­naikan BBM subsidi pasti akan menimbulkan kenaikan harga. Jika gaji tidak dinaikkan, kese­jahteraan buruh bisa menurun dan berpotensi meningkatkan ke­miskinan di Indonesia.

“Ini juga yang menjadi pem­bicaraan organisasi buruh in­ternasional,” tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) me­ngatakan, setiap kali menunda ke­naikan harga BBM maka peme­rintah kehilangan uang un­tuk subsidi Rp 1 triliun.

“Subsidi 1 hari itu Rp 1 triliun. Setiap kita tunda 1 bulan, berarti ada Rp 30 triliun. Kalau bisa dihemat 50 persen saja, kita bisa hemat Rp 150 triliun dalam setahun pertama,” tandas dia.

Pemerintah ke depan, kata JK, akan menaikkan harga BBM walau waktunya saat ini sedang dipikirkan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya