Berita

Politik

Ketidakcermatan Jokowi Menaikkan Harga BBM Bisa Berujung Impeachment

MINGGU, 12 OKTOBER 2014 | 00:41 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Menaikkan harga BBM Rp 3500 per liter bukanlah solusi cerdas yang harus dipilih Jokowi untuk menyelamatkan defisit APBN. Alih-alih itu, solusi yang dimajukan sejumlah ekonom yang bernaung di Rumah Transisi ini justru akan membuat umur pemerintahan Jokowi tidak akan sampai lima tahun.

"Jokowi harus cermat betul. Kalau dinaikkan Rp 3.500 maka harga premium menjadi Rp 10.000, dan harga kenaikan ini lebih tinggi dari economic cost (biaya produksi) yang hanya Rp 8400. Ini sama saja pemerintah melawan konstitusi, dan bukan tidak mungkin presiden akan diimpeach," papar ekonom senior DR. Rizal Ramli ketika menjadi pembicara dalam Saresehan Indonesia bertajuk "Siap Sambut Presiden ke-7; Perbaiki Tata Kelola Migas, Tolak Kenaikan Harga BBM" di Universitas Riau, Pekanbaru (Sabtu, 11/10).

Jokowi, menurut Rizal Ramli, harus ingat bahwa Mahkamah Konstitusi telah membatalkan pasal 28 ayat 2 UU Nomor 22 tahun 2011 tentang Migas beberapa waktu lalu. MK memutuskan bahwa penetapan harga minyak dan gas bumi berdasarkan mekanisme harga pasar bertentangan dengan UUD 1945. Oleh karenanya, jika dinaikan dengan alasan harga pasar maka pemakzulan Jokowi memiliki dasar.


"Kalau dinaikkan terlalu tinggi, bisa-bisa seminggu (setelah menaikkan harga BBM) langsung diimpeach," sambung dia.

Sebaliknya, Menteri Perekonomian era pemerintahan Abdurrahman Wahid ini menambahkan, ada banyak solusi cerdas yang bisa ditempuh Jokowi untuk menyelamatkan APBN selain dengan cara menaikkan harga BBM subsidi. Langkah itu antara lain, memberantas mafia migas, membangun kilang minyak, menekan cost recovery dan revaluasi BUMN.

Jika mafia migas diberantas maka kerugian 10 miliar dolar AS atau 100 triliun yang dialami negara tiap tahun tak akan terjadi lagi. Sementara dengan membangun tiga kilang minyak baru berkapasitas 200 ribu barel maka biaya produksi bbm bisa ditekan hingga setengahnya.

"Jika kita perintahkan 130 an BUMN melakukan revaluasi aset, maka aset BUMN akan naik 2-3 kali dari aset awal. Jika sisa dari selisih revaluasi dimasukkan modal maka modal BUMN kita bisa naik sekitar Rp 45o triliun hingga Rp 900 triliun. Kalau sudah seperti ini maka borrowing capacity nya bisa di atas 100 miliar dolar AS, atau setara 100 triliun," pungkas Rizal Ramli yang beberapa tahun terakhir menjadi penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya