Berita

Ke­luarga Berencana (KB)

Program KB Mesti Digenjot Lagi

Cegah Ledakan Penduduk
SELASA, 07 OKTOBER 2014 | 09:34 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi tantangan Indonesia ke depan. Program Ke­luarga Berencana (KB) yang per­nah digulirkan di masa Orde Ba­ru, cukup efektif meski menda­pat catatan. Tapi, untuk mengha­dapi tantangan ke depan, peme­rintah harus mampu memper­baiki efek­tivitas program itu.

Kepala Lembaga Demografi Uni­­versitas Indonesia Sony Harry Harmadi mengatakan, gu­na men­­ce­gah ledakan pertum­buhan pen­duduk, pemerintahan men­da­tang perlu melakukan per­baikan stra­tegi program KB.

“Per­baikan strategi KB itu di­mu­lai dari me­ngubah paradigma ke­se­hatan jadi paradigma ke­luar­ga,” katanya di Jakarta, kemarin.


Menurutnya, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 320 juta jiwa pada 2025. “Program KB yang telah diterapkan sejak era Or­de Baru cukup baik dalam me­ne­kan pertumbuhan pendu­duk. Namun, penerapan program KB untuk masa pendatang tidak efek­tif lagi dengan paradigma kese­hatan,” paparnya.

Dia menjelaskan, program KB pada masa mendatang tidak bisa lagi memaksa. Tapi menanamkan nilai-nilai pada masyarakat ten­tang makna membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

“Paradigma kesehatan dalam program KB saat ini tidak tepat, tapi agar diperbaiki dengan meng­­­­gunakan paradigma keluar­ga,” kata Sony.

Dia juga menyarakan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk dile­bur ke dalam Kementerian Ke­pendudukan yang harus mem­ba­ngun program KB didasarkan pada kebutuhan masyarakat.

Guna memperbaiki paradigma pada program KB ini, saran Sony, harus ada sinergi kebijak­an an­tarkementerian di pemerin­tahan mendatang. “Tidak boleh ada ke­bijakan yang bertenta­ngan. Mi­salnya Jampersal, bisa diberi­kan kepada peserta KB untuk kela­hiran anak pertama dan kedua saja,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Koor­dinator Bidang Kesejahteraan Rak­yat (Menko Kesra) Agung Laksono berharap kepada pe­me­rin­tah baru agar dapat lebih me­ngembangkan kembali ber­ba­gai program, khususnya ter­kait ke­pendudukan.

“Masalah kepen­du­dukan In­donesia ke depan akan bertam­bah. Saat ini saja jum­lah pendu­duk Indonesia berada di posisi ke-4 terbanyak didunia. Hal itu tentu akan menja­di tantangan be­rat di sektor pendi­dikan dan pe­layanan kesehatan kedepan,”  kata politisi Golkar itu. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya