Penolakan terhadap sosok Ari Soemarno yang digadang-gadang kembali menjadi direktur utama Pertamina terus mengalir. Integritas Ari yang diragukan karena pernah berurusan dengan KPK jadi salah satu alasan penolakan.
"Untuk menjaga integritas lembaga BUMN seperti Pertamina, pokoknya calon dirutnya haruslah orang yang tidak pernah diperiksa KPK," kata Koordinator Advokasi dan Investigasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, dalam keterangan pers yang diterima redaksi (Senin, 6/10).
Ari pernah diperiksa KPK terkait kasus suap program penundaan penerapan bensin bebas timbul pada 2005. Pejabat Pertamina dan Dirjen Migas pada waktu itu diduga menerima suap sebesar 8 juta dolar AS atau kurang lebih Rp 80 miliar dari Innospec Ltd. Saat kasus ini bergulir Ari menjabat Dirut Pertamina. KPK sendiri memastikan saat ini kasus suap dari Innospec. Ltd masih dalam proses penyidikan.
Menurut Ucok sangat penting menempatkan seseorang yang terbebas dari jeratan hukum untuk dijadikan petinggi Pertamina mengingat perusahaan energi terbesar di Indonesia tersebut merupakan perusahaan penyumbang devisa terbesar bagi negara yang sering kali dijadikan sapi perahan untuk memenuhi kantong-kantong pribadi. Menurut dia, jika nanti Ari benar-benar yang dipilih, maka janji akan memberantas mafia migas yang disampaikan Jokowi saat kampanye Pilpres lalu terbukti hanya isapan jempol belaka.
"Apalagi pernah diperiksa atau menjadi pasien KPK baik sebagai saksi atau apapun. Intinya harus orang yang tidak pernah diperiksa," demikian Ucok.
[dem]