Chacha membawa bukti masih “waras†dan tidak bipolar. Demi merebut hak asuh anak dari Ben.
Sidang perceraian Marshanda (ChaÂcha) dan Ben Kasyafani di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, berlanjut lagi, keÂmarin. Kali ini, Chacha tampak siap menÂjalani sidang yang beragendakan pemÂbukÂtian dan saksi. Ia menjelaskan kepada Majelis Hakim saat ini sehat lahir bathin.
“Kita sudah juga menyediakan dokter dari psikiater juga kalau aku layak mampu bertemu dan merawat anak,†kata Chacha.
Untuk memperkuat klaim sehat, peÂsinetron
Bidadari ini membawa bukti hasil pemeriksaan sebulan penuh oleh dokter psikologis di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
“Maka kami berpendapat kondisi pasien saat ini, tidak menjadi halangan untuk bertemu merawat dan mengasuh anaknya, cakap temporer,†kata OC Kaligis, kuasa hukum Chacha.
“Dengan dokter, dr Bagus Sulistio Budi, dr Dina Fitri Ningsih, dr Gunawan, dr Agung Hermanto, dr Titis. RekoÂmendasi ini ada cap dari RSPAD,†imbuhnya.
Apa itu cakap temporer? “Cakap temÂporer adalah keadaan saat ini, data terÂfaktual saat ini,†jawab Kaligis.
Lebih jauh, Chacha melakukan seÂrangÂkaian tes kejiwaan untuk membuktikan dirinya waras. “Jadi nggak cuma
inÂterview psikologis, ada tes darah,
brain scan, tes fisik. Banyak prosedur dan banyak faktor yang menentukan bipolar itu seperti apa, bukan sekadar
interview saja,†timpal Chacha.
Alhasil, Chacha menantang dokter keluarga, Dr Richard Budiman, apa benar ia mengidap bipolar. Sayang, si dokter tidak hadir dalam persidangan.
“Pengadilan kan meminta Ben mengÂhadirkan dokter Richard sebagai saksi ahli dari pihak mereka, tapi orangnya nggak datang,†kata Chacha yang meneÂgaskan siap menghadapi dokter yang sudah menanganinya sejak kecil itu.
Hal lain, Chacha mengabarkan kalau dirinya susah bertemu sang buah hati. Keluhan itu disampaikan pula ke Majelis Hakim. “Intinya juga meminta tolong Majelis Hakim untuk membantu menyampaikan Ben dan pengacaranya. Aku sebagai ibu diÂperÂbolehkan untuk bertemu anakku,†katanya.
Chacha yakin, bukan hanya dia yang membutuhkan Sienna. Namun, anaknya juga butuh ibunya. Chacha menilai, kebeÂradaan Sienna yang melulu ada di tangan Ben kurang baik bagi tumbuh kembang.
“Secara psikologis pasti ada rasa nyari ibunya, walaupun umurnya Sienna belum dua tahun,†tukasnya.
Pihak Ben yang diwakili kuasa huÂkumnya, Yanti Nurdin, memberikan klarifikasi seputar ketidakhadiran Ben dan dokter Richard.
“Kalau Ben kan nggak wajib hadir kaÂrena ini kan perdata jadi diwakilin kita udah cukup dan Ben juga udah lebih dari 10 kali datang,†beber Yanti.
“Sebenarnya begini, bukannya Ben yang minta, tapi pengadilan ingin minÂta penjelasan. Jadi pengadilan panggil dokÂter Richard tapi hari ini belum hadir. Tadi kami cek sedang ada halangan, dinas,†imbuhnya.
Yanti juga menanggapi perihal Chacha yang mengungkit lagi masa sulitnya bertemu anak waktu di rumah Ben.
“Waktu Ben 49 hari nggak bisa nengok ke rumahnya, dijaga
bodyguard. Setelah ke KPAI (Komisi Perlindungan Anak InÂdonesia) dikasih kesepakatan baru bisa. Jadi sebetulnya Chacha tahu kegiatan anaknya,†ungkap Yanti.
Chacha juga mengaku dirinya diusir oleh Ben ketika menyambangi rumahnya. Tapi ia membantah hal tersebut.
“Menurut Ben, nggak ada pengusiran. Kita juga ajukan ada 30 bukti, ada foto dan rekaman CD. Justru Ben yang diusir bodyguard mamanya,†katanya.
Meski begitu, Yanti membantah ada unsur balas dendam dalam masalah itu. Menurutnya, Ben justru ingin memÂpertahankan rumah tangganya yang kini berada di ujung perceraian.
“Dari awal, Ben nggak pernah mau soal bales-balesan. Dari awal Ben ingin pertaÂhankan rumah tangga. Sidang terus berÂkembang, Ben udah nggak permasaÂlahkan perceraian tapi masalah anak kan sudah saya informasikan,†tuturnya. ***