Berita

Pertahanan

WAWANCARA

As'ad Said Ali: Gerakan Radikal Islam di Indonesia Tidak Masuk ke Partai Politik

SABTU, 27 SEPTEMBER 2014 | 07:32 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Terkait ancaman keamanan, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla punya pekerjaan besar seperti pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

Jokowi-JK dan pimpinan lembaga keamanan yang dipilihnya kelak punya tanggung jawab besar untuk menangkal ancaman gerakan teroris yang bertumbuhkembang di dalam negeri.

Persoalan lebih besar karena berkembangbiaknya paham radikal keagamaan di dalam negeri merupakan dampak langsung dari situasi politik dan keamanan di luar negeri.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), As'ad Said Ali, di sela peluncuran buku terbaru karyanya yang berjudul "Al Qaeda: Tinjauan Sosial-Politik, Ideologi dan Sepak Terjangnya", di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin malam (Jumat, 26/9).

Berikut wawancara singkat RMOL dengan mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu:

Pemerintahan baru nanti apakah masih punya ancaman yang sama dengan pemerintahan sebelumnya?

Ya, saya kira masih, ancaman utamanya masih dari luar negeri tapi kan implikasinya di dalam negeri, salah satunya kelompok radikal

Mengapa gerakan terorisme di dalam negeri ini terus berkembang walau sudah terus menerus diberantas oleh aparat keamanan?

Kelompok radikal ini punya peluang kalau dalam negeri tidak stabil, dan juga akan meningkat kalau penanganan dari dunia Barat terhadap mereka mengandalkan kekerasan, tidak ada pendekatan lain. Barat ingin kuasai ekonomi , tapi keadilan tidak ditegakkan. Tidak bisa tidak, ancaman masih dari luar negeri.

Apakah perkembangan aliran radikal dari agama itu mendapat tempat yang nyaman di Indonesia hingga bisa tumbuh subur?

Sebetulnya tidak, karena ancaman dari terorisme dalam negeri itu kan pengaruhnya luar negeri. Sebenarnya kita (Islam di Indonesia) semakin dewasa dan moderat. Nah, yang radikal itu gerakan-gerakan dari luar negeri

Apakah ada indikasi ideologi radikal itu sudah berhasil menyusup masuk wilayah partai politik atau organisasi masyarakat tertentu?

Radikal Islam di Indonesia, tidak (masuk ke partai politik). Tapi kalau mereka masuk ke sistem politik akan lebih bagus, mereka ditarik ke dalam ranah politik sehingga tidak ada kekerasan lagi. Tapi persoalannya apakah mereka mau? Karena mereka sendiri sudah mengkafirkan orang lain

Apa ciri yang paling kentara untuk mendeteksi kelompok itu?

Cirinya gampang, eksklusif, mengkafirkan dan tertutup. Makanya susah diajak kerjasama

Dari pengalaman Anda di dunia intelijen, apakah pemerintahan di era reformasi ini sudah pernah mengajak kelompok-kelompok radikal ini masuk ke wilayah politik?

Selama ini sudah dilakukan, tapi dinamika sangat tinggi. Era kebebasan ini tidak memberikan kekuatan pemerintah secara hukum untuk melakukan tindakan. Sehingga mereka (kelompok radikal agama) punya kebebasan, padahal mereka anti demokrasi

Apakah ada indikasi ancaman instabilitas politik yang menguat karena solidnya barisan oposisi dari Jokowi-JK?

Saya kira tidak, mereka semua kan nasionalis. Jadi mereka akan menghitung karena semua punya kepentingan untuk bangsa dan negara. Jadi kepentingan bangsa  itu akan jadi utama. Saya kira akhir tahun ini semua dinamika (politik) ini selesai. [ald]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Aceh Selatan Terendam Banjir hingga Satu Meter

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:58

Prabowo Bertemu Elite PKS, Gerindra: Dukungan Moral Jelang Pelantikan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:39

Saham Indomie Kian Harum, IHSG Bangkit 0,54 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:26

Ini Alasan Relawan Jokowi dan Prabowo Pilih Dukung Rido

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:19

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Ukir Sejarah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:54

Pensiun Jadi Presiden, Jokowi Bakal Tetap Rutin Kunjungi IKN

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:42

Sosialisasi Golden Visa Bidik Top Investor di Bekasi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:31

Soal Kasus Alex Marwata, Kapolda Metro: Masalah Perilaku Kode Etik yang Jadi Pidana

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:26

Kontroversi Gunung Padang: Perdebatan Panjang di Dunia Arkeolog

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:20

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

Selengkapnya