Berita

anas urbaningrum/net

Hukum

Anas: Tuntutan Jaksa KPK Bermuatan Kepentingan Politik

JUMAT, 19 SEPTEMBER 2014 | 00:12 WIB | LAPORAN:

Tuntutan pidana tambahan berupa pencabutan hak dipilih dalam jabatan publik terhadap terdakwa kasus Hambalang, Anas Urbaningrum, jelas sarat kepentingan politik.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mewakili kepentingan politik yang ingin menghabisi karir politik Anas. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu malah menyebut tuntutan jaksa sebagai "tuntutan politik".

"Dengan tujuan terdakwa kehilangan hak politik untuk dipilih dalam jabatan publik, inilah nuansa yang hendak dituju dakwaan dan tuntutan politik," kata Anas saat membacakan nota pembelaan alias pledoi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (18/9).


Menurut Anas, muatan politis juga sudah tampak dari awal surat dakwaan disusun. Misalnya, persepsi jaksa yang menyebut Anas mempersiapkan diri untuk menjadi calon presiden RI sejak 2005. Lucunya, kesimpulan itu didapatkan dari keterangan yang diutarakan terpidana kasus korupsi Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin.

"Sungguh tidak rasional, absurd, mengada-ada, dan hanya berdasarkan cerita saksi istimewa, Nazaruddin, yang baru belajar politik dari terdakwa (Anas) tahun 2007," terang Anas.

Lebih "unik" lagi, dakwaan dan tuntutan Jaksa KPK ditutup dengan nasihat politik. Jaksa KPK menyampaikan harapannya agar Anas yang pernah memakai identitas Wisanggeni dalam komunikasi lewat telepon seluler bisa bertindak dengan hati yang dipenuhi keluhuran budi, untuk rela berkorban demi keutuhan negeri (baca juga: Jaksa KPK Anggap Anas Urbaningrum sebagai Wisanggeni).

Dalam dunia pewayangan, Wisanggeni dikenal sebagai putra Arjuna yang dikenal pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa. Wisanggeni dan Antasena dikenal sebagai martir dalam perang Barathayuda, mengorbankan diri mereka untuk kemenangan Pandawa.

"Nasihat politik jaksa KPK tersebut sangat bermakna dan menjadi penutup sempurna bagi tuntutan yang bermuatan politik," ungkap Anas. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya