Berita

Nusantara

Terbukti Berdayakan Petani, Kamajaya Didukung Jadi Menteri

SENIN, 15 SEPTEMBER 2014 | 20:48 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Para petani di Indonesia masih harus mengelus dada meski di saat mereka memetik hasil tanamannya. Pasalnya, saat masa-masa musim panen tiba, harga-harga justru anjlok. Rasa kecewa semakin bertambah karena pemerintah cenderung membiarkan.

"Pas panen melon (harganya) jatuh, panen lombok jatuh, panen tebu jatuh," ujar Ketua Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) Blora, Jawa Tengah, Anton Sudibyo saat dihubungi (Senin, 15/9).

Harga tebu misalnya. Diberitakan banyak media, petani tebu di Jombang, Tulungangung dan di sejumlah daerah lainnya kecewa. Karena harga tebu anjlok sangat drastis, yaitu hanya di kisaran Rp31 ribu per kwintal.

Beruntung, petani tebu di Blora, yang menjual hasil kebunnya tersebut ke pabrik gula milik PT Gendhis Multi Manis bisa bernafas lega. Karena, jelas Anton, perusahaan milik pengusaha Kamajaya itu mau membeli hasil tanaman mereka Rp 50 ribu per kwintal.

Apalagi, selain membeli tebu dengan harga tinggi, Kamajaya memberikan perhatian penuh kepada para petani agar hasil tanaman mereka meningkat. "Dia sering menyapa petani di tengah alas (hutan). Gubernur (juga pernah) diajak. Komunikasi terbangun. Petani diberi dorongan untuk memperluas hasil tanamannya," imbuh Anton.

Bahkan, sambung Anton, Kamajaya juga memberikan bantuan modal serta mengikutsertakan petani dalam berbagai pelatihan cocok tanam ke Temanggung, Pasuruan, Madiun sampai ke Thailand dan Kamboja secara gratis. Mereka tak hanya belajar menanam tebu tapi juga jenis tanaman lainnya. "Kami sekarang bisa nanam melon, buncis, lombok, selain tebu," tandasnya.

Namun, Anton sendiri belum mendengar nama Kamajaya dipavoritkan menjadi Menteri Pertanian mendatang versi Kabinet Indonesia Hebat. Tapi dia mendukung Kamajaya masuk dalam kabinet Pemerintahan Jokowi-JK mendatang.

"Kami berdoa supaya Indonesia dipimpin orang-orang baik seperti Pak Jokowi dan juga Pak Kamajaya. Supaya petani tak jadi objek lagi," tandasnya. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Promosi Doktor Bahlil Lahadalia dan Kegaduhan Publik: Perspektif Co-Promotor

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:56

UPDATE

Badan Intelijen Pertahanan Bisa Dipertimbangkan Hadapi Ancaman Siber

Jumat, 01 November 2024 | 00:02

Pakar Hukum: Kerugian Suap Menyuap Jauh Lebih Besar

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:50

PNM Sukses Sabet Penghargaan Lewat Pemberdayaan Ultra Mikro

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:30

Ridwan Kamil Senang Ditraktir Makan Malam Prabowo

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:19

Ugal-Ugalan dan Tabrak Warga, Sopir Truk Diamuk Massa Di Tangerang Kota

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:00

Erni Aryanti Ditunjuk Jadi Ketua DPRD Sumut 2024-2029

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:22

Mendag Sebelumnya Juga Impor Gula, Kejagung Jelaskan Kenapa Era Tom Lembong Diusut

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:02

Jadi Tersangka Pembunuh Wanita Dalam Koper, Pengusaha Ini Sudah Sering Dilaporkan

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:39

Giant Sea Wall Penting untuk Perlindungan dan Peningkatan Ekonomi

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:16

AHY Dorong Akselerasi Program 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:02

Selengkapnya