Berita

Nusantara

Andi Arief: Kami Mengkhawatirkan Keselamatan Peneliti Gunung Padang

SENIN, 15 SEPTEMBER 2014 | 12:28 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Kekhawatiran banyak orang atas temuan Piramida Nusantara Gunung Padang cukup beralasan.

Junus Satrio (ketua Ikatan Ahli Geologi, penggaas petisi menolak riset tahun 2013 mahasiswa pasca Sarjana UI) dan Lutfie Yondri (peneliti yang juga sedang mengambil S3 tentang situs Gunung Padang) tadi malam (Minggu, 15/9) mengutus pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) bernama Zakaria ke lokasi Gunung Padang, Cianjur.

Di depan Komandan Rayon Militer (Danramil), Zakaria lantas melontarkan ancaman jika SBY lengser maka Danny Hilman akan dijerat dan dibuikan. Bagi Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, ancaman semacam ini sudah diduga. Segala upaya dilakukan oleh mereka untuk menghentikan riset.


"Di banyak negara, peneliti banyak yang dibunuh karena temuannya. Kami mengkhawatirkan keselamatan peneliti tapi TTRM tak akan mundur, dan tak akan meladeni," tegas Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief melalui pesan elektronik, Senin (15/9).

Andi Arief berharap warga masyarakat sekitar Gunung Padang bersama-sama menjaga keselamatan para peneliti. Ia ingat dulu DR. Ali Akbar pernah mendapat ancaman serupa ketika melakukan penggalian Gunung Padang.

"Sekarang trenching geologi dilakukan pak DR Danny Hilman yang dibantu oleh TNI AD," imbuhnya.

Andi Arief mengemukakan, temuan besar Piramida Nusantara ini memang menggunakan metode yang lebih modern sehingga bagi sebagian kalangan arkeologi sulit diterima.

"Mudah-mudahan direktur cagar budaya bisa mengatasi ini," imbuhnya.

Dikatakan pula, beberapa kali manuver politik dilancarkan untuk mengatasi arkeolog yang memang sejak awal melakukan riset di Gunung Padang. Sekali lagi, Andi Arief menegaskan, TTRM bersama TNI tak akan berpolemik.

"Justru kami khawatir kalau tidak segera diatasi, masyarakat akan melakukan reaksi balik, bertindak terhadap BPCB  dan arkeolog-arkkeolog yang anti dialog itu," sambungnya.

Andi Arief juga menegaskan, para peneliti TTRM bukan sembarang peneliti. Semuanya memiliki jam terbang riset yang cukup tinggi.

"Memang, temuan ini apa boleh buat telah mengkoreksi beberapa arkeolog yang sejak tahun 1979 melakukan riset di sana. Hal itu biasa, dalam perkembangan ilmu pengetahuan," demikian Andi Arief.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya