Berita

Pesta Anak Negeri Stimulan Anak Indonesia dari Efek Negatif Gadget

MINGGU, 14 SEPTEMBER 2014 | 10:33 WIB | LAPORAN:

Penggunaan perangkat telepon cerdas (smartphone), gadget, dan internet kian marak oleh sebagian anak-anak. Bahkan terkesan berlebihan. Untuk itulah,
Gaung Commuication kembali menggelar “Pesta Anak Negeri”. Tujuannya, untuk melestarikan permainan tradisional dan menstimulan anak-anak dari dampak negatif gadget.

"Pesta Anak Negeri mengajak anak-anak Indonesia untuk kembali mengenalkan permainan tradisonal yang semakin lama semakin dilupakan dalam perkembangan era teknologi digital saat ini, karena permainan tradisional dapat menstimulan otak anak serta melatih kreativitas dan kekompakan," jelas Founder Gaung Communication, Asty Setiautami di Pasar Seni Ancol.


Bahkan lanjut Asty, menurut data yang dilakukan Fakultas kedokteran (FK) UI, apabila seorang anak fokus terhadap smartphone, gadget, internet selama dua jam, maka 60 persen syaraf otak depan akan terjadi kerusakan. Pada 'Pesta Anak Negeri' kali kedua ini diikuti 4.600 siswa di wilayah DKI Jakarta merupakan salah satu Rangkaian Peringatan Hari anak Nasional 2014. Adapun permainan yang diperlombakan seperti Cublek-Cublek Suweng,  Bola Bekel, Benteng, Congklak, Galasin, Gasing, Kasti, Layang-layang dan balap karung.

Sementara itu Sekertaris Jendral (Sekjen) Asosiaasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Djonan Jonatan mengatakan, perkembangan teknologi membuat anak malas melakukan kegiatan di luar rumah serta bersosialisasi dengan tetangga.

"Untuk itu kami merangkul 25 perusahaan swasta untuk pedui terhadap anak Indonesia," tambahkan.

APSAI yang kini beranggotakan 25 perusahaan swasta di Indonesia diharapkan mampu berkontribusi menjadikan anak Indonesia yang cerdas, kreatif menjadi pemimpin bangsa dan bersaing dengan dunia global. Beberapa perusahaan yang tergabung dalam APSAI sebagai pendamping dan pendorong  agi pemerintah dalam mewujudkan kota layak anak. Dengan demikian, lanjut Asty, acara pesta anak negeri mampu menjadi penggerak dan motor dalam menghadapi mainan modern yang lebih banyak dampak negatifnya sehingga anak-anak Indonesia menjadi dapat bersikap lebih sosial dan kreatif. Di samping mampu mengenali budaya bangsanya sehingga menumbuhkan rasa cita terhadap negeri, pungkas Asty.[wid]


Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya