Direktur Utama PT Gendhi Multi Manis, Kamajaya, paling dijagokan menjadi Menteri Pertanian mengalahkan Ketua Harian HKTI Sutrisno Iwantono dan ekonom Iman Sugema versi Kabinet Indonesia Hebat yang beralamat di www.kabinetindonesiahebat.com.
Nama Kamajaya memang asing di telinga publik. Namun, bagi petani tebu asal Blora, Agus Joko Susilo, hasil polling tersebut tidak mengejutkan. Karena bagi dia, Kamajaya memang sosok yang tepat menjadi Menteri Pertanian pada kabinet Jokowi-JK mendatang. Pasalnya, bos perusahaan gula itu mengerti betul permasalahan dan kesulitan yang dihadapi petani di lapangan.
"Kebanyakan menteri tidak tahu persoalan di lapangan. Orang ini mulai dari bawah. Artinya tahu betul persoalan dan apa solusi yang dihadapi petani. Programnya ke depan pasti akan banyak membela petani,"jelas seorang petani tebu asal Blora, Agus Joko Susilo, saat dihubungi (Rabu, 10/9).
Joko mengungkapkan demikian karena Kamajaya merupakan sosok yang berjuang dengan petani sejak awal termasuk dengan langkahnya mendirikan pabrik gula di Blora, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, Kamajaya juga memberikan bantuan pinjaman kepada petani, tanpa uang dari pemerintah. "Itu kan contoh untuk membuat mandiri. Mana ada yang seperti itu. Jadi programnya hampir mirip dengan Pak Jokowi, program kerakyatan," ungkap Joko yang sejak awal petani dan kembali menjadi petani setelah pensiun sebagai Kepala Desa Nglaroh Gunung.
Bahkan, Kamajaya membuka wawasan petani dengan melakukan studi banding ke daerah lain, sampai ke luar negeri.
"Dia juga buka komunikasi dan studi banding antar petani. Sehingga memberikan pencerahan kepada kami. Ooh, di sana lebih maju, apa penyebabnya? Ternyata kita kurang informasi, kurang transfer teknologi. Sampai para petani dibawa ke Thailand untuk studi banding. Diajak praktik di lapangan, tidak hanya tebu tapi tanaman buah lainnya," sambungnya.
Kamajaya yang memiliki prinsip “Urip Bebarengan†ini memang dikenal memiliki komitmen pada keberadaan petani tebu. Hal ini dibuktikan dengan gagasannya pada pembangunan perusahaan gula yang 100 % berasal dari kebun plasma petani. Ini artinya, perusahaan gula akan membangun kerjasama dengan petani yang sangat menguntungkan kedua belah pihak.
[zul]