ilustrasi/net
ilustrasi/net
"Pilkada secara langsung selama ini telah menyuburkan praktek politisasi birokrasi daerah yang cenderung mendukung para calon kepala daerah yang masih berstatus sebagai kepala daerah aktif, dan terjadinya penggunaan fasilitas daerah secara massif oleh calon incumbent," ujar Ketua Umum PP PENA ISMSI, Fuad Bachmid dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi tadi malam (Selasa, 9/9).
Fakta ketiga, bebernya, pilkada langsung menciptakan politisasi anggaran daerah berupa bansos dalam setiap kegiatan politik para calon dengan modus perampokan yang variatif. Keempat, pilkada langsung membuat penempatan para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilakukan berdasarkan kompensasi politik saat Pilkada, bukan berdasarkan pertimbangan kapasitas dan kapabilitas orang tersebut. Keboborokan lainnya, kata Fuad, perekrutan PNS dilakukan sebagai kompensasi kerja politik personal yang mendukung calon kepala daerah terpilih sehingga SDM di daerah cenderung disorientasi, pincang dan tidak menggambarkan layaknya seorang aparatur daerah.
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02
Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30
Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19
Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00
Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50
Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07
Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01
Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45
Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05
Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02