Berita

SBY dan MEga/net

Politik

Ternyata Sikap SBY dan Mega soal APBN Transisi Tidak Berbeda

SABTU, 30 AGUSTUS 2014 | 08:55 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Ada kesan yang hendak dimunculkan sementara kalangan bahwa Presiden SBY hendak meninggalkan bom waktu bagi pemerintahan baru yang menggantikannya melalui APBN 2015.

Salah satu yang disebut sebagai bom waktu itu adalah kemungkinan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat, tak lama setelah pemerintahan baru berkuasa.

Padahal, RAPBN 2015 itu adalah RAPBN transisi yang pelaksanaannya tergantung sepenuhnya pada pemerintahan baru. Pemerintahan barulah, menurut SBY ketika menyampaikan pidato pengantar RAPBN 2015 di Senayan yang akan menentukan apakah perlu dilakukan perubahan terhadap baseline dan kebutuhan pokok yang dimasukkan ke dalam RAPBN 2015 itu.


Sikap SBY ini sebenarnya sama dengan sikap Megawati Soekarnoputri ketika menyampaikan RAPBN 2005 yang lalu menjelang pergantian pemerintahan.

Dalam pidato pengantar RAPBN 2005 Mega mengatakan pemerintahan baru yang memiliki hak untuk melakukan perubahan atas RAPBN yang diumumkannya hari itu.

“Agar tidak menjadi debat berkepanjangan soal RAPBN 2015, marilah kita simak Pidato SBY dan Pidato Megawati saat menyampaikan RAPBN di masa transisi,” ujar Staf Khusus Presiden, Andi Arief, dalam keterangan yang diterima redaksi.

Andi Arief mengutipkan bagian dari pernyataan SBY dan Megawati mengenai sifat transisi kedua RAPBN tersebut.

Pidato pengantar RAPBN 2005 yang disampaikan Presiden Megawati Soekarnoputri antara lain mengatakan:

“Penyusunan RAPBN 2005, kita berada dalam masa transisi dari Pemerintah dan DPR yang sekarang ke Pemerintah dan DPR hasil Pemilu Tahun 2004.

Rangkaian kegiatan Pemilu tahun 2004 sampai sekarang belum selesai. Dalam situasi yang khusus ini, melalui kerja keras para anggota Dewan bersama Pemerintah telah dicapai berbagai kesepakatan awal yang menjadi dasar perhitungan RAPBN 2005 yang saya sampaikan hari ini.

Penyusunan RAPBN 2005 dengan demikian dilakukan selain untuk dapat menjamin kesinambungan fiskal, juga untuk memberi ruang yang cukup bagi Pemerintah dan DPR hasil Pemilu 2004 nanti untuk menentukan prioritas kebijakan dalam APBN 2005.

Kita menyadari sepenuhnya bahwa hak untuk melakukan perubahan-perubahan APBN 2005 sesuai dengan prioritas kebijakan fiskal sepenuhnya berada di tangan Pemerintah dan DPR hasil Pemilu 2004."

Sementara pidato pengantar RAPBN 2015 yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di antaranya menyatakan:

"Nota Keuangan dan RAPBN tahun 2015 disusun oleh pemerintahan yang mengemban amanah saat ini, untuk dilaksanakan oleh pemerintah baru hasil Pemilu tahun 2014.

Oleh karena itu, penyusunan anggaran belanja Kementerian Negara dan Lembaga dalam RAPBN 2015 masih bersifat baseline, yang substansi utamanya hanya memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Saya berharap, langkah ini dapat memberikan ruang gerak yang luas bagi pemerintah baru, untuk melaksanakan program-program kerja yang direncanakan.

Setelah tanggal 20 Oktober mendatang, saya yakin bahwa pemerintah baru akan memiliki ruang dan waktu yang cukup untuk memperbaiki anggaran dan memasukkan berbagai program yang akan dilaksanakan 5 tahun mendatang." [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya