Berita

ilustrasi

Bisnis

Menteri Ekonomi Pimpin Pos Basah Mestinya Bebas Dari Jaringan Mafia

Investor Pantau Perkembangan Personel Kabinet Jokowi-JK
SENIN, 11 AGUSTUS 2014 | 09:47 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah baru diharapkan memilih orang-orang profesional yang bebas dari kepentingan politik dan peran mafia untuk menduduki kursi menteri di bidang perekonomian. Sosok yang terkait mafia minyak atau mafia pangan bisa merusak pasar.

Saat ini beredar nama-nama untuk menduduki pos-pos menteri ekonomi di dunia maya. Bahkan, capres pemenang Pemilu Joko Widodo membuat polling menteri di dunia maya untuk menjaring dan mendengarkan masukan dari masyarakat soal track record calon pembantunya selama lima tahun mendatang.

Dalam polling menteri yang ada di Jokowi Centre dengan judul Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR), ada beberapa nama yang diusulkan masuk kabinet Jokowi-Jusuf Kalla, terutama untuk pos bidang ekonomi.


Untuk posisi Menko Perekonomian muncul nama Chairul Tanjung, Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan. Menteri Keuangan ada Prof Hendrawan Supratikno, Raden Pardede dan Agus Martowardojo. Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional ada Aviliani, Faisal Basri dan Revrisond Baswir.

Sedangkan posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang selama ini dikenal pos ‘basah’ ada Arif Budimanta, Luluk Sumiarso dan Tumiran. Sementara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ada nama Hendri Saparini, Kurtubi dan Emirsyah Satar. Di pos Menteri Pertanian ada Arif Wibowo, Bustanul Arifin dan Iman Sugema.

Posisi Menteri Perindustrian ada Anton J Soepit, Poempida Hidayatullah dan Prof Tri Yogi Yuwono. Untuk Menteri Perdagangan muncul Mari Elka Pangestu, Soetrisno Bachir dan Sri Adiningsih. Menteri Koperasi dan UKM ada Abdul Kadir Karding, Khofifah Indar Parawangsa dan Nusron Wahid.

Sementara posisi Menteri Kehutanan ada Prof Frans Wanggai, Mohammad Prakosa dan Satyawan Pudyatmoko. Menteri Perhubungan ada Chappy Hakim, Prof Danang Parikesit dan Ignasius Jonan. Menteri Kelautan dan Perikanan ada Prof Jamaluddin Jompa, Kadarusman dan Prof Rokhmin Dahuri.

Untuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ada Rieke Dyah Pitaloka, Rizal Sukma dan Wahyu Susilo. Menteri Pekerjaan Umum ada Bayu Krisnamurthi, Ilham Akbar Habibie dan Tri Mumpuni Wiyatno.

Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan, tantangan menteri ekonomi pemerintahan baru sangat besar. Tim ekonomi harus menghadapi penguatan ekonomi di dalam Amerika Serikat (AS).

“Ini dampaknya akan memicu dolar keluar,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kondisi itu ditambah dengan tipisnya daya beli pemerintah karena sejumlah alokasi belanja sudah dipastikan. Selain itu, lanjut Noorsy, penerimaan negara yang ditargetkan capres terpilih Jokowi sangat tinggi. Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah tim ekonomi bisa menaikkan target tax ratio.

Alasannya, tim ekonomi harus berani menghadapi multinasional dan konglomerat hitam yang biasa memanipulasi pajak dan mempunyai kemampuan lobi besar.

Namun, dia berharap tidak ada dikotomi antara orang partai dan profesional. Alasannya, kelompok profesional yang menguasai Kabinet Indonesia Bersatu II juga tidak mampu mengatasi nilai tukar rupiah.

“Kata kuncinya adalah bagaimana menempatkan orang terbaik pada posisi tepat untuk kepentingan nasional,” katanya.

Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan, untuk posisi Menteri Keuangan harus dipilih figur yang pernah menghadapi krisis dan pernah menjadi pengambil keputusan.

“Menkeu harus teknokrat yang andal dan sudah menghadapi krisis besar seperti 1998, 2005 dan 2008,” katanya.

Menteri ESDM Mampu Halau Godaan Korupsi


Direktur Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, untuk posisi Menteri ESDM harus sosok yang mempunyai kompetensi kuat dan bersih, terutama bebas dari mafia. Kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Kementerian ESDM harus menjadi pertimbangan kuat guna menempatkan sosok yang kredibel.

Menurut Mamit, selain nama yang ada di laman Jokowi Centre ada beberapa nama yang beredar bakal menduduki pos Menteri ESDM yaitu Purnomo Yusgiantoro, Raden Priyono, Luhut Panjaitan dan Gde Pradnyana.

“Latar belakang Menteri ESDM mendatang sebaiknya akademikus, tapi juga punya pengalaman praktis di bidang energi dan mineral. Jangan hanya latar belakang pendidikannya saja yang energi, jangan juga hanya seorang praktisi. Tapi gabungan keduanya,” sarannya.

Direktur Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, dibutuhkan sosok yang berkemampuan di bidang energi dan sumber daya alam untuk menangani Kementerian ESDM.

“Kementerian ini cukup basah, dibutuhkan sosok yang bersih dan berintegritas baik. Jadi godaan-godaan korupsi yang datang dapat ditepis dengan baik,” ucap Fabby.  ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya