Berita

Masalah Pertamina dan PLN Harus Diselesaikan Melalui Skema Bisnis

SABTU, 09 AGUSTUS 2014 | 15:28 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Permasalahan pasokan solar untuk pembangkit listrik milik PT PLN (Persero) dari PT Pertamina (Persero) harus diselesaikan dengan menggunakan skema bisnis alias business to business (B to B). Cara demikian merupakan yang terbaik mengingat PLN dan Pertamina adalah badan usaha yang profit oriented.

Demikian disampaikan pengamat energi Sofyano Zakaria kepada redaksi sesaat lalu (8/8). Menurut dia masalah yang terjadi antara PLN dengan Pertamina harus diselesaikan sesegera mungkin, agar tidak menimbulkan persoalan baru di kedua badan usaha milik negara itu.

"Hal ini juga  guna memastikan kesinambungan pasokan solar pembangkit listrik ke depan. Apalagi mengingat terjadi fluktuasi harga minyak mentah di pasar internasional," paparnya.

Menurut dia, pemerintah tidak perlu campur tangan dalam kesepakatan atau kontrak pengadaan solar antara Pertamina dengan PLN karena dapat memunculkan penilaian adanya pemihakan terhadap salah satu BUMN. Intervensi dari instansi pemerintah tidak akan menyelesaikan persoalan sebenarnya.

"Justru kendala utama yang harus diselesaikan, yaitu masih banyaknya pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar  solar yang mengakibatkan utang solar PLN kepada Pertamina  makin menumpuk dan rendahnya harga solar PLN yang dipatok oleh Kementerian Keuangan," paparnya.

Lebih lanjut dikatakan Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) ini, langkah Pertamina menjual solar di bawah harga keekonomian kepada PLN patut diapresiasi. Namun, perlu juga jadi pertimbangan bagaimana Pertamina sebagai BUMN dan Persero diwajibkan oleh Undang Undang untuk meraih keuntungan.

"Jika harga baru solar tidak cepat disepakati dan operasional pembangkit listrik terhenti operasinya, maka ini akan mencoreng BUMN energi kita. Keberadaan Pertamina dalam bisnis listrik PLN , harus menjadi "terang" bagi masyarakat bahwa jika listrik mati akibat tidak ada pasokan solar, Pertamina tidak boleh dikambing hitamkan dan  disalahkan oleh publik," pungkasnya.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya