surya paloh dan rachmawati/net
Rachmawati Soekarnoputri patut kecewa. Surya Paloh tak pernah menanggapi permintaannya agar persoalan dukung mendukung calon presiden dan membangun koalisi dibawa ke sebuah forum yang pantas di partai.
Padahal, hubungan keduanya terbilang dekat. Selain di NasDem keduanya juga berhubungan di Universitas Bung Karno (UBK). Baru tahun lalu Surya Paloh diangkat Rachma sebagai salah seorang anggota Dewan Penyantun UBK.
Partai NasDem memasang target tiga besar dalam Pemilu 2014. Apabila target itu tercapai maka NasDem akan mengajukan calon presiden.
Sementara faktanya, NasDem gagal berada di posisi tiga besar. Seharusnya, menurut hemat Rachma, ada forum yang pantas untuk membicarakan langkah partai setelah kegagalan itu.
Tetapi yang dilakukan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem adalah sebaliknya. Pagi-pagi setelah menyadari partai yang didirikannya tidak mencapai target, Surya Paloh langsung mendatangi PDIP dan menyatakan kesediaan menjadi bagian dari koalisi yang dibentuk PDIP untuk mendukung Jokowi.
Protes Rachma yang intinya mengingatkan mekanisme organisasi untuk membicarakan hal itu tidak diindahkan Surya Paloh. Ia seperti main kucing-kucingan menghindari Rachma.
Rachma merasa berkewajiban mengingatkan karena ia adalah Ketua Dewan Pertimbangan NasDem.
Akhirnya pada 4 Juni Rachma menulis surat untuk Surya Paloh yang intinya mempertanyakan dukungan dan mekanisme yang ditempuh Surya Paloh untuk menyampaikan dukungan. Rachma bertanya, mengapa dukungan terhadap capres Jokowi tidak dibahas dalam Rapat Pleno juga tidak ada kajian politik yang menyeluruh mengenai dukungan itu.
Lalu pada tanggal 2 Juli ia kembali mengirim pesan kepada Surya Paloh yang intinya adalah mempertanyakan dukungan untuk Jokowi dan JK.
Tetapi kedua surat itu tidak direspon dengan pantas.
Sebagai puncak dari kekecewaan itu, pada tanggal 23 Juli Rachma menulis surat pengunduran diri. Dalam konsideran suratnya, Rachma mengatakan, memilih koalisi dengan PDIP dan mendukung Jokowi membuat cita-cita NasDem melakukan restorasi bagaikan panggang yang jauh dari api.
“Dan justru berputar terbalik, melindungi koruptor dan melangkah mundur demi kepentingan asing yang mengancam keutuhan NKRI,†tulisnya.
Baru pada hari Selasa ini (5/8) Partai NasDem merespon surat Rachma. Namun begitu respon yang diberikan Partai NasDem terkesan tidak pantas. Bukannya memutuskan menerima atau menolak pengunduran diri Rachma itu, NasDem memecat Rachma.
Itulah sebabnya banyak media yang sejak Selasa sore hingga malam menurunkan berita yang menyatakan NasDem memecat Rachmawati. Padahal, Rachma sudah lebih dahulu mengundurkan diri.
Hubungan Rachma dan Surya Paloh sangat dekat. Mereka berteman sejak 1981. Hal ini diakui Surya Paloh ketika memberikan sambutan pada ulang tahun Rachma tahun 2012 lalu di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat.
Dari Bandara Halim Perdanakusumah ketika itu, Surya Paloh rela menembus kemacetan Jakarta langsung menuju Hotel Indonesia Kempinski.
"Saya baru turun dari pesawat. Dan saya belum sempat ganti baju. Saya belum sempat mandi dan belum gosok gigi," katanya.
Dalam perayaan itu, Surya Paloh pun mengatakan bahwa Rachmawati adalah sosok yang mempunyai semangat tinggi, idealis dan selalu mengaktualisasikan diri bagi bangsa. Rachmawati adalah sosok yang tidak mau menyerah.
Tetapi begitulah. Drama di tubuh Partai NasDem yang terjadi belakangan ini tidak menyisakan jejak dari keakraban itu.
Sekarang Surya Paloh mengambil sikap
nderek Jokowi. Padahal dulu, demi menghadiri perayaan ulang tahun Rachmawati agar tidak telat, Surya Paloh sampai rela tidak gosok gigi.
[dem]