Berita

joko widodo/net

Politik

Jokowi Harus Pilih Menteri yang Tak Pernah Melanggar HAM

JUMAT, 25 JULI 2014 | 13:12 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Presiden terpilih Joko Widodo diminta ekstra hati-hati agar tidak menempatkan figur yang pernah terlibat dalam kasus pelanggaran HAM dalam pemerintahannya.

Jokowi dan JK yang mendampinginya harus punya mekanisme jelas dalam rekruitmen posisi menteri, sekaligus memastikan kandidat yang akan menduduki jajaran kabinet, clear and clean atau bersih dari berbagai persoalan hukum, ekonomi dan sosial, agar tidak menjadi beban dalam pemerintahan nanti.

Demikian disampaikan pengurus DPP Partai NasDem Despen Ompusunggu, dalam keterangan hari ini (Jumat, 25/7).


Menurutnya, beberapa lembaga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung dan Polri, perlu dilibatkan serta mengeluarkan semacam crearance atau surat resmi bagi sang calon menteri, guna menyatakan terbebas dari persoalan hukum dan korupsi. Selain surat rekomendasi dari partai politik atau orang per orang.

“Calon menteri juga harus mendapatkan surat crearance dari Komnas HAM, yang menyatakan tidak pernah tersangkut pelanggaran HAM, maupun kasus-kasus lain yang belum muncul ke permukaan," ujar Despen lagi.

Bahkan, Badan Intelijen Negara (BIN) dan badan sejenis, harus berkontribusi memberikan informasi penting kepada Jokowi-JK, supaya tidak terjebak atau salah memilih personil kabinetnya.

"Banyak orang di republik ini punya penampilan wah, profesional, pintar membangun citra, punya kapasitas dan mumpuni di bidangnya, tetapi punya persoalan hukum dan kelakuannya buruk," tegasnya.

Dengan clearance atau surat resmi dari beberapa lembaga negara, tentu selain masukan dari masyarakat, maka diharapkan sosok yang nantinya menduduki portofolio menteri, bisa fokus bekerja membantu Jokowi-JK menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, sekaligus membawa perubahan hidup yang lebih baik bagi rakyat. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya