Berita

Puasa Ramadhan dan Pilpres

MINGGU, 13 JULI 2014 | 12:43 WIB | OLEH: MUHAMMAD SULTON FATONI

”Puasa itu perisai, maka janganlah dikotori,
dan janga pula bertindak bodoh.
Jika seseorang mengajak bertengkar maka katakan saja,
Aku sedang puasa...”
(HR. Bukhari)
 
 
RAMADHAN tahun ini cukup spesial bagi muslim Indonesia.  Di samping terdapat ibadah yang sudah ditunggu-tunggu, di bulan Ramadhan ini digelar Pemilihan Presiden Republik Indonesia. Di bulan Ramadhan, terdapat puasa yang wajib dilaksanakan. Ini satu ibadah yang mulia. Begitu juga Pemilihan Presiden, meski tampak aktivitas keduniaan, bisa bernilai ibadah jika dilandasi dengan niatan yang baik. Dua momentum penting yang harus dilalui dengan sukses.
 
Puasa Ramadhan itu spesial dilihat dari beberapa aspek. Diantaranya adalah aspek ketergantungan (dependen) sekaligus kemerdekaan (independen). Berpuasa itu artinya sedang melaksanakan ketetapan Allah (kutiba alaikumus shiyam). Jadi seorang muslim (makhluq) yang sedang berpuasa itu maksudnya seseorang yang sedang menggantungkan harapannya kepada Sang Khaliq.
 
Di samping punya sisi dependen, seorang muslim yang sedang berpuasa Ramadhan itu menjadi pribadi yang merdeka. Ia punya kekuatan untuk menjalankan puasa tanpa ada rasa takut, apalagi didikte orang lain. Kutipan hadits di atas dimaksudkan bahwa tidak ada kekuasaan apapun yang dapat menghalangi seseorang untuk berpuasa. Jika memang ada kekuatan manusia yang memaksa, maka seorang muslim harus declair, “Sungguh saya sedang puasa” (inni shaim). Inilah sisi indenpendensi di dalam ibadah puasa Ramadhan. Dependen itu hanya kepada Allah Swt. Meski begitu, manusia berhak independen di hadapan manusia lainnya. Semua manusia sama dan setara.
 
Dalam suasana Pilpres, semua pihak perlu menyadari bahwa setiap orang itu independen. Prinsip kesetaraan akan melahirkan kerjasama yang saling menghargai. Seorang tukang becak harus dihormati sebagai warga negara yang  punya hak suara. Begitu juga seorang capres punya kehormatan yang sama sebagai warga negara yang punya hak untuk dipilih. Maka proses pemilihan presiden, seyogyanya dikawal oleh nilai-nilai religiusitas dan spiritualitas. Pilpres adalah sunnatullah memilih pemimpin untuk sebuah komunitas negara.
 
Jika proses Pilpres tercerabut dari nilai-nilai religiusitas dan spiritualitas maka Pilpres menjadi ajang perebutan kekuasaan, hegemoni industri dan finansial. Dalam konteks ini akan muncul orang-orang yang dependen kepada orang lain. Orang yang kuat menjadi tuan orang yagn lemah. Orang yang di pinggiran bergantung dan berharap ada di pusat kuasa. Tidak hanya itu, Pilpres yang mengabaikan nilai-nilai dan norma juga melahirkan manusia yang mengaku independen namun sebenarnya ia dependen. Padahal Pilpres itu sunnah Rasul, yaitu memilih pemimpin dari suatu komunitas, dalam hal ini Negara.
 
Maka belajar dari ibadah puasa Ramadhan marilah proses Pilpres ini kita jadikan sebagai ibadah memilih pemimpin. Antara yang memilih dan yang dipilih mempunyai kemerdekaan yang sama. Kedua pihak juga mempunyai Dzat untuk bergantung yang sama. Tentunya kedua pihak mempunyai tanggung jawab yang sama di hadapan Allah Swt. Selamat berpuasa.


*Penulis adalah Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya