Berita

Yusron Ihza Mahendra

Dunia

Dubes Yusron: Keterbukaan dan Saling Percaya Kunci Stabilitas Asia Pasifik

SABTU, 12 JULI 2014 | 18:54 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Keterbukaan dan saling percaya adalah kunci bagi stabilitas dan keamanan kawasan Asia Pasifik.

Demikian pesan yang disampaikan Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, dalam Memorial Address Simposium Internasional bertajuk "How to Have a Breakthrough in Japan-China Relations-A Path Toward a Creation of a Security Mechanism in East Asia", di Universitas Tokyo, Sabtu (12/7).

Simposium yang ditujukan untuk membahas situasi terkini Kawasan Asia Pasifik serta masa depan kawasan ini, terutama terkait suhu hubungan Jepang-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang memanas belakangan ini, diselenggarakan oleh International Academic Society for Asian Community, sebuah lembaga milik Jepang.


Sejumlah diplomat senior Jepang, para ahli Hubungan Internasional dari Jepang dan luar negeri, serta politisi Jepang hadir dalam acara itu. Termasuk, mantan PM Jepang, Yukio Hatoyama, yang juga tampil sebagai pembicara.

Dalam Memorial Addrees di atas, Dubes Yusron menggarisbawahi pentingnya kerja sama ASEAN-Jepang yang telah terjalin selama lebih dari 40 tahun, termasuk juga dinamika yang ada di dalam ASEAN sendiri.

"Sama seperti kawasan lain, kami (ASEAN) bukan tidak memiliki masalah di antara sesama kami. Sengketa perbatasan, terutama overlapping claim di wilayah laut, terjadi di internal kami. Tapi ada hal penting yang perlu dicatat, yaitu kami selalu menyelesaikannya dengan cara damai dan bukan dengan jalan perang. Dan, ini dikenal sebagai the ASEAN Way," ujar Dubes Yusron.

Menyinggung konflik Jepang-RRT, Dubes Yusron mengatakan bahwa Jepang adalah sebuah realitas; dan RRT pun juga demikian. Kedua negeri ini tidak dapat saling menafikan satu sama lainnya. Bahkan, sambungnya, walau kita menutup mata sekalipun, RRT tetap saja ada di seberang sana, dan Jepang ada di seberang sini.

"Karena itu, akan amat menggembirakan jika Jepang-RRT dapat saling menghormati serta saling percaya atas dasar saling terbuka. Dan, kemudian mengadopsi the ASEAN Way dalam menyelesaikan sengketa wilayah yang sedang dihadapi. Itu bukan opsi, tapi keniscayaan," ujar Dubes Yusron, seperti dalam rilis yang dikirimkan pihaknya.

Menanggapi reinterpretasi konstitusi Jepang yang telah disepakati parlemen tanggal 1 Juli yang lalu, termasuk peningkatan kekuatan pertahanan Jepang serta relaksasi ekspor alat-alat pertahanan, Dubes Yusron menanggapi hal itu secara positif. Menurutnya, selain akan memberi ruang gerak untuk berperan dalam masalah stabilitas kawasan, hal ini akan sekaligus membuka peluang kerjasama bidang pertahanan antara Jepang dengan negara lain, termasuk industri pertahanan.

Dia akui, perdamaian memang harus ditopang dengan kekuatan senjata. Dia pun mengutip pepatah "Heiwa wa, tada eda to namida dake de wa, mamorarenai" yang artinya perdamaian tidak akan dapat ditegakkan hanya  dengan ranting dan air mata.

"Karena itu, tidak ada yang perlu dirisaukan atas gerakan Jepang saat ini. Gerakan ini bahkan akan memberikan kontribusi positif bagi terciptanya new dynamic equilibrium di kawasan Asia Pasifik," tegas Dubes Yusron. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya