Berita

net

Politik

Jokowi dan Prabowo Harus Sadari Tiga Kelemahan Hitung Cepat

KAMIS, 10 JULI 2014 | 15:25 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Ada tiga faktor yang menyebabkan kemungkinan perbedaan hasil hitung cepat alias quick count dengan penghitungan manual atau real count.

Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, dalam pernyataan tertulis, Kamis (10/7), menyikapi sikap saling klaim dua pasangan Pilpres 2014 atas kemenangan versi hitung cepat.

Pertama, sampling error yang diakibatkan oleh tidak akuratnya sampel di TPS. Sebagai contoh sampel yang diambil ketika dilakukan survei kebanyakan bersumber dari sampel perkotaan, dan melupakan sampel dari pedesaan.


Faktor kedua adalah kemungkinan suntikan data secara ilegal. Hal ini dapat dilakukan oleh dua oknum petugas lapangan yang melakukan input data secara tidak benar, atau ada pihak lain yang mengetahui tata cara membuat laporan lembaga survei tersebut. Sebagai contoh, ada oknum yang mengetahui nomor telepon serta format laporan resmi dari lembaga survei tersebut sehingga bisa melakukan manipulasi data.

Jajat menjelaskan, faktor ketiga sekaligus yang paling penting, adalah hancurnya kredibilitas lembaga survei karena punya "kedekatan" dengan salah satu calon.

Karena tiga kemungkinan tersebut, hasil quick count, terutama dalam pemilihan umum yang selisih hasil suara antara kandidat kurang dari 10 persen tidak dapat digunakan sebagai dasar klaim kemenangan.

"Pak Joko Widodo dan Pak Prabowo Subianto seharusnya menyadari hal ini dan menunggu sampai tanggal 22 Juli 2014" tutup Jajat. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya