Berita

Politik

Beredar Informasi Skenario Memuluskan Klaim Kemenangan Jokowi-JK

KAMIS, 10 JULI 2014 | 14:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Isu terbaru muncul di tengah kekisruhan hitung cepat dan saling klaim kemenangan dua kubu Pilpres 2014. Informasi itu terkait dugaan permainan intelejen.

Disebut pesan berantai yang diterima redaksi, kubu PDI Perjuangan dan koalisinya sedang melakukan manuver senyap pasca pencoblosan 9 Juli. Tujuannya, agar kemenangan Jokowi-JK di mayoritas lembaga survei didukung oleh hasil resmi atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Skenario pertama, lembaga survei dari kubu PDIP akan mengeluarkan percepatan hasil survei untuk mencuri perhatian publik. Lalu, lembaga-lembaga survei versi mereka akan menyatakan diri paling kredibel dan sah. Tujuannya, mendeskreditkan lembaga survei Koalisi Merah Putih (pendukung Prabowo-Hatta).


Mereka akan melakukan pesta kemenangan yang akan dipublikasi oleh 12 media asing yang selama kampanye sudah melekat pada tim Jokowi-JK. Tujuanya adalah, pertama, memanfaatkan momentum agar pihak media asing mampu mengintervensi media Lokal. Kedua, menekan KPU agar berpikir mengeluarkan hasil yang sebenarnya pada 22 Juli.

Tujuan ketiga, memanfaatkan momentum insiden "Hong Kong" untuk mempersepsikan banyaknya kecurangan sistematis. Sudah diduga, hasil suara oleh KPU pada 22 Juli nanti sebenarnya dimenangkan calon nomor 1 (Prabowo-Hatta). Hasil real count tanggal 22 Juli itu pun akan dianggap kubu Jokowi-JK sebagai buah dari kecurangan.

Tujuan keempat, memanfaatkan kepemimpinan SBY yang sudah diintervensi asing, dengan ancaman kerusuhan. Sehingga, jika KPU sudah memegang hasil sebenarnya, maka SBY mampu menekan KPU untuk mengikuti keinginan "asing" dan PDIP.

Disebutkan juga, PDIP akan membuat posko-posko kemenangan di daerah untuk menarik massa dan dipublikasikan media asing. Maksudnya, membentuk opini jika pengumuman KPU tidak sesuai harapan pihaknya maka akan terjadi kerusuhan besar.

Informasi itu menerangkan bahwa Indonesia sedang dilibatkan dalam pola permainan intelejen asing yang merasa kebijakan-kebijakannya terancam jika Prabowo menjadi Presiden RI.

Klarifikasi dari pihak Jokowi-JK mengenai informasi ini akan disiarkan dalam pemberitaan selanjutnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya