Berita

net

Politik

Kalau Lembaga Survei Bias Kepentingan, Tunggu Saja Hasil KPU

RABU, 09 JULI 2014 | 18:50 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Fenomena perbedaan hasil hitung cepat hasil Pilpres 2014 membingungkan publik. Perbedaan hasil dari lembaga-lembaga survei adalah fenomena penggiringan opini masyarakat.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, kepada wartawan, Rabu (9/7).
 
"Sekarang masyarakat Indonesia tidak mempunyai referensi yang tepat. Masyarakat yang mengikuti Cyrus, CSIS, Litbang Kompas, maupun SMRC mengetahui bahwa mereka adalah pendukung Jokowi. Bukan tidak mungkin angka hitung cepat hasil Pilpres yang dirilis oleh mereka dibuat untuk menggiring opini ke kemenangan Jokowi," terang Jajat.


Jajat lanjut menjelaskan, hal seperti ini pernah terjadi tahun 2004, ketika Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat, namun ternyata hasil akhirnya berbeda.

"Mungkin saja, pada pemilu tahun ini sudah terjadi pengaturan skenario yang hampir sama dengan tahun 2004. Saya kira masyarakat harus mengingat ketika Ibu Mega pada tahun 2004 menjadikan hasil hitung cepat sebagai acuan untuk deklarasi, namun hasilnya berbeda," kata dia.

Jika terjadi fenomena seperti sekarang ini, di mana terjadi perbedaan hasil antar lembaga survei, dia meminta masyarakat tidak menjadikan hasil hitung cepat sebagai acuan utama.

"Tunggu hasil resmi KPU ketika tidak ada lembaga hitung cepat yang bisa dipercaya seperti sekarang ini. Masyarakat Indonesia harus segera memindahkan fokus kepada hasil resmi KPU, itulah yang dijadikan acuan," terangnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya