Berita

fahri hamzah/net

Politik

Bawaslu Harus Segera Putuskan Kata-kata Sinting Fahri Hamzah

RABU, 02 JULI 2014 | 06:20 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Boleh saja Fahri Hamzah berkilah bahwa kata-kata sinting dalam akun twitternya pada Jokowi hanya sebatas bahasa kritik. Namun Fahri Hamzah perlu tahu kata-kata itu sangat kasar dan bertentangan dengan norma sosial.

"Maka sebaiknya hal ini segera dituntaskan oleh Bawaslu. Kita beri kesempatan kepada Bawaslu untuk memastikan apakah kicauan Fahri masuk kategori yang melecehkan atau memang semata ungkapan dari sikap kritisnya," kata Direktur Ekskutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, Selasa malam (1/7).

Ray mengingatkan, Bawaslu harus segera menuntaskan persoalan ini karena pilpres sudah sangat dekat. Publik pun akan tahu, apakah ini memang kritik atau suatu kebencian.


Ray, yang juga aktivis jebolan IAIN Jakarta ini, juga mengingatkan Fahri bahwa seharusnya ia tabayyun dulu pada setidaknya tiga hal. Pertama, permintaan 1 Muharram sebagai hari santri nasional merupakan usulan dari banyak santri, dan usulan itu ditampung oleh Jokowi. Dengan begitu, menyebut persetujuan itu sebagai sinting secara langsung juga yang mengusung sebagai hal yang sama yakni secara tidak langsung mengatakan santri sebagai pengusul adalah sinting.

Kedua, kata dia, menyebut sinting sebagai bagian dari kritik tentu tak dapat dibenarkan. Kritik tidak dengan sendirinya membenarkan munculnya kata-kata yang secara umum dipergunakan untuk menggambarkan ketidakwarasan.

"Bahkan kalimat twitt Fahri boleh disebut tak mengandung nada kritik selain hanya sekedar pengumbaran kata yang menggambarkan perasaan hati Fahri dari pada penilaian kritis," ungkapnya.

Ketiga, Fahri membuat defenisi sendiri tentang bagaimana ia berbuat dan berkata lalu menyebut tindakannya sebagai kritik. Penilaian subjektifnya atas tindakan dirinya di ruang publik tidak dengan sendirinya menjadi pembenaran atas langkahnya di ruang publik.

"Dia sedang tidak berbicara di ruang yang kedap suara. Tapi di ruang publik yang memiliki pandangan dan defenisi sendiri tentang apa itu kritik, kebencian dan sarkasme," terangnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya