Berita

net

Politik

Masyarakat Tidak Perlu Panik, Pasokan Pangan Aman

SENIN, 30 JUNI 2014 | 10:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Seperti bulan Ramadhan biasanya, permintaan komoditas pangan yang berujung pada kenaikan harga kembali terjadi di Tanah Air. Berdasarkan pengamatan Kementerian Perdagangan (Kemendag), komoditas yang bergerak naik adalah daging ayam, telur ayam, bawang merah dan cabe rawit, yang rata-rata naik sebesar 5-10 persen.

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah, mengakui kecenderungan kenaikan harga komoditas pangan menjelang Lebaran. Dia menilai biasa perilaku masyarakat yang memborong komoditas pangan karena kekhawatiran langkanya pasokan pada bulan puasa dan lebaran.

Menurut Firmanzah, ada beberapa faktor yang memicu kenaikan harga yakni ketidakcukupan pasokan akibat kekurangan produksi atau kelangkaan akibat aksi spekulasi, adanya penimbunan bahan pangan, dan terkendalanya distribusi pasokan.


"Risiko kenaikan harga yang memicu inflasi ini hanya dapat ditekan dengan memastikan ketersediaan pasokan yang memadai dan pengendalian harga akhir di tingkat konsumen," kata Firmanzah, dikutip dari setkab.go.id, Senin pagi (30/6).

Pemerintah, tegas Firmanzah, memastikan ketersediaan pasokan kebutuhan masyarakat sepanjang bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1435H. Ia menyebut contoh, stok beras. Bulog sudah memiliki stok mencapai 2 juta ton atau cukup untuk enam bulan ke depan di samping produksi beras yang tinggi di level 41 juta ton.

Firmanzah juga menyebutkan, pemerintah terus memonitor perkembangan harga-harga di tingkat masyarakat sehingga intervensi pasar (operasi pasar) dapat ditempuh sewaktu-waktu jika diperlukan.

Ia menyebutkan, dalam pengamatan Kementerian Perdagangan, sebagian besar harga komoditas pangan sebenarnya relatif stabil seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, daging sapi, telur ayam ras, cabe merah keriting, dan bawang putih.

Sementara komoditas yang bergerak naik seperti daging ayam, telur ayam, bawang merah dan cabe rawit, namun masih dalam batas toleransi 5-10 persen. Bahkan beberapa komoditas hortukultura, sebut Firmanzah, justru menunjukkan fenomena penurunan harga akibat melimpahnya panen. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya