Dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam debat capres-cawapres, Joko Widodo membanggakan "tradisi politik baru" yang membuat ia bersama Jusuf Kalla menjadi pasangan Pilpres 2014. Tradisi itu tak mengharuskan ketua umum atau pimpinan Parpol menjadi calon presiden atau wakil presiden.
"Pernyataan tradisi politik baru oleh Jokowi menjadi kalimat penegas bagi kami, Lingkar 98, untuk selalu mengingatkan pasangan tersebut memelihara momentum," ujar Koordinator Lingkar 98, Bernard Haloho, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (19/6).
Bila pasangan Jokowi-JK dipercaya rakyat menjadi Presiden, implementasi dari tradisi politik baru yang diinisiasi oleh Jokowi-JK harus dimulai dengan komitmen politiknya untuk tidak melakukan rangkap jabatan. Lingkar 98 sendiri sudah berulangkali mengultimatum Jokowi agar tidak tergiur posisi strategis di PDI Perjuangan kalau ia menang di pemilihan 9 Juli mendatang.
Menurut Bernard, komitmen itu penting karena Pilpres adalah puncak dari rangkaian agenda politik kenegaraan lima tahunan yang melahirkan sosok figur pemimpin nasional. Mereka diharapkan membawa perubahan dan kemajuan bangsa. Rakyat memilih bukan untuk melahirkan seorang politisi, melainkan negarawan.
"Jokowi-JK harus mengejawantahkan tradisi politik baru, bahwa pemimpin yan dilahirkan lewat pemilu tidak boleh abstain seditikpun mengurus persoalan kehidupan rakyatnya," tambah Bernard.
Tradisi politik baru tersebut harus dikonkretkan, bahwa Presiden terpilih tidak akan rangkap jabatan sehingga spirit moral politik ini bisa terinstitusi jadi hukum positif bagi semua pimpinan eksekutif mulai dari Presiden sampai Bupati/Wali Kota.
Bila itu terwujud, maka gagasan tradisi politik baru Jokowi-JK jadi membumi, dan rakyat sebagai pemegang saham terbesar negara ini tidak terabaikan kepentingan hidupnya. Bukan seperti sekarang di Pilpres 2014, sorot Bernard, di mana banyak Kepala Daerah cuti demi kepentingan kelompok dan partainya.
"Dalam konteks itu Lingkar 98 akan selalu mengingatkan dan bersinergi dengan tradisi politik baru Jokowi-JK," pungkasnya.
[ald]