Ronaldo mati kutu, Pepe karÂtu merah, Coentrao dan Almeida ciÂdera parah. Salah apa Portugal samÂpai bisa dibantai Jerman oleh Thomas Mueller (hattrick) dan Mats Hummels di Arena Fonte Nova, Salvador, kemarin. SelecÂcao pun terdampar di posisi juru kunci, kalah selisih gol dari GhaÂna yang ‘cuma’ kalah 1-2 dari AS. Untuk saat ini Jerman dan AS punya kans lolos yang besar.
Cristiano Ronaldo, sang peÂmain terbaik dunia itu selalu tak berdaya di hadapan Der Panzer sejak 2006. Lawan Jerman, tamÂpil penuh 90 menit, CR 7 tercatat melepaskan tujuh tembakan dan hanya dua yang mengarah ke gaÂwang.
Dia cuma membuat 25 umpan deÂngan tingkat akurasi 84 persen daÂn hanya satu umpan kunci. PeÂmain 29 tahun itu juga tiga kali keÂhilangan bola dan dua kali turnoÂver, sebagaimana dilansir whosÂcored. Maka tak mengheÂrankan jika Ronaldo cuma diberi nilai 6,17 dan menemÂpati urutan enam dari 14 pemain Portugal yang tampil.
Di luar masalah keÂbugaran, JoaÂchim Loew sukses meramu forÂmula anti Ronaldo. FilosofiÂnya sederhana, Ronaldo “hilangâ€, Portugal “habisâ€.
“Tim bermain bagus dan tidak membiarkan Portugal memiliki banyak peluang. Kami bermain dengan kecepatan tinggi di baÂbak pertama untuk mendapatkan peÂluang kami. Sangat penting mencegah Ronaldo untuk menÂdapatkan pergerakan karena dia sangat berbahaya,†papar Loew.
Pada laga itu, bek Jerome BoaÂteng ditugaskan untuk mengÂawasi pergerakan Ronaldo. Tak hanya itu, para pemain Jerman lainÂnya bertugas untuk mengÂganggu pemain Real Madrid terÂsebut.
“Tujuan kami adalah untuk mengÂganggu dia (Ronaldo), seÂsaat setelah dia mendapat bola dan Boateng melakukan itu deÂngan sangat baik,†puji Loew.
Puja-puji langsung didapatkan Jerman dari media-media di neÂgaÂÂranya. “Ini akan jadi Piala DuÂnia kami. Mueller sudah bicara mengenai memenangi seluruhÂnya,†tulis suratkabar Bild.
Media-media Jerman dikenal amat kritis dan tak jarang menÂcari kesalahan sekecil apapun, namun kali ini mereka tak bisa mengeluhkan apa-apa. “Mueller menghancurkan Portugal,†sebut Die Welt di halaman muka.
MeÂdia konservatif Frankfurter AllÂgeÂmeine Zeitung (FAZ) tak mau kalah melontarkan pujian. “Segala hal yang direncanakan Loew berjalan dengan amat baik. Semua yang ia inginkan terÂwuÂjud, banyak variasi, serangan ceÂpat yang diawali dari tengah dan menguasai lawan dengan keceÂpaÂtan dan pergantian posisi,†tuÂlis FAZ.
“Pertandingan ini memperÂliÂhatkan bagaimana Loew ingin JerÂman bermain sepakbola, seÂbuah gaya yang sebelumnya cuÂma muncul dalam fase singÂkat,†lanjutnya.
“Start Piala Dunia tidak bisa lebih baik lagi untuk tim Jerman. Mueller brilian dengan tiga golÂnya,†tulis Sueddeutsche.
Kegemilangan Mueller meski posisinya bukan striker murni pun direaksi positif.
“Dia pemain berkualitas tingÂgi, dingin di depan gawang dan bisa mencetak gol dari sudut yang sulit. Ini sangat-sangat penting unÂtuk dirinya dan juga tim,†puji Mario Goetze rekan setim MuelÂler di Muenchen.
Kepribadian Mueller, penceÂtak gol terbanyak Piala Dunia 2010 ini dianggap nilai plus oleh pelatih kiper Jerman Andreas Koepke.
“Bahkan sekadar dalam hal atmosfer di tim, Thomas sangat penting. Dia tertawa di lapangan dan ruang ganti sebelum pertanÂdingan, tepat ketika ketegangan keluar dari batasnya.â€
“Kita melihat lagi hari ini bahÂwa dia juga bisa bermain dan mencetak gol-gol. Dia selalu meÂnikmati hidup, membuatnya leÂbih menyenangkan bagi pemain-pemain lain dan sangat-sangat penÂting untuk pertandingan kaÂmi,†tandasnya.
Adapun Pelatih Portugal Paolo Bento menyatakan timnya hanÂcur karena hukuman penalti dan kartu merah. Soal keputusan-keputusan wasit itu, Bento meÂmang tak seÂcara langsung meÂnyalahkan wasit yang memimÂpin pertandiÂngan. TaÂpi, dia mengÂungkapkan bahwa tim besuÂtannya membuat kesalahan.
“Itu merupakan dua hal yang meÂnunjukkan kerancuan dan keÂduanya menentukan,†kata Bento.
“Penaltinya dibuat-buat dan saya tak tahu apakah (Pepe) diÂkartu merah karena reputasinya.â€
Namun Mueller membantah memprovokasi wasit Milorad Mazic sehingga mengusir Pepe di menit 37.
“Saya merasa ditanduk Pepe. Kartu merah itu bukan gara-gara saya dan saya tidak berniat untuk membuat pemain dikartumeÂrah,†ujar Mueller.
Selain Pepe, Portugal teranÂcam “memulangkan†Fabio CoÂenÂtrao yang mengalami cidera otot paha di menit ke 62. Bek Real Madrid itu sendiri yang meÂrasa cideranya parah.
“Sejujurnya saya berpikir bahÂwa Piala Dunia sudah berakhir untuk saya. Ini adalah hari yang seÂdih, salah satu yang paling seÂdih dalam hidup saya. Tapi ini baru pertandingan pertama dan terÂlepas dari hasilnya, kami maÂsih bisa lolos ke babak berikutÂnya,†imbuhnya.
Pil Pahit Altidore Hancurnya Portugal berkah buat Amerika Serikat. Di Natal, The Yanks mengakhiri kutukan tidak pernah dari Ghana dengan skor tipis 2-1 lewat salah satu gol terÂcepat dalam sejarah Piala DuÂnia oleh Clint Dempsey dan bek belia John Brooks.
Klinsmann pun memuji anak-anak asuhnya yang tak mengenal kata menyerah. Seraya memberiÂtahu media bahwa ia memang meminta anak-anak asuhnya unÂtuk terus berjuang dan menekan pertahanan Ghana.
“Saya telah katakan dari bangÂku cadangan beberapa menit seÂbelum gol kemenangan kami, kaÂmi akan mendapatkan kesemÂpaÂtan, kami harus terus menekan Ghana. Kami berlatih terus unÂtuk memperkuat bola mati dan akÂhirnya kami mendapatkan haÂsil darinya. Kami memiliki menÂtal kuat dan bertarung hingga meÂnit terakhir,†papar Klinsmann.
Meski menang, pelatih berusia 49 tahun itu tetap melihat kekÂuÂrangan di tim yang dibesutnya sejak 2011. Ya, masalah dalam mengatur tempo permainan dan penguasaan bola.
“Pertandingan tadi menjadi hal yang luar biasa dan berakhir saÂngat indah. Namun, masih ada ruang yang harus kami kemÂbangÂÂkan, kami memiliki masaÂlah saat menahan bola,†lanjut eks pelatih asal Jerman itu.
Harga kemenangan AS ini sungÂguh mahal. Lantaran striker anÂdalan Jozy Altidore cidera hamÂÂstring kiri di menit ke-23 saat adu lari dengan pemain GhaÂÂna John Boye. Altidore pun teranÂcam puÂlang dari Brasil lebih cepat.
“Itu sedikit mengejutkan kalau Jozy mendapat cedera. Itu seperti meÂnelan pil pahit,†kata KlinsÂmann.
Kabar cideranya Altidore ini seolah karma buat Klinsmann. Saat mengumumkan 23 pemain fiÂÂnal yang dibawa ke Brasil, seÂcaÂra mengejutkan Klinsi memÂbuÂang Landon Donovan. PadaÂhal pemain LA Galaxy berumur 32 tahun ini adalah pencetak gol seÂpanjang masa Amerika dan bisa diÂsebut legenda. Tanpa penÂjelaÂsan yang detil, Klinsi justru meÂmilih AltiÂdore yang musim laÂlu melempem, lebih banyak di bangÂÂku cadangan klub Sunderland.
Alhasil, bila Altidore benar-beÂnar KO, di lini depan AS haÂnya menyisakan Dempsey dan dua striker semenjana yakni Aron Johannsson (AZ Alkmaar) dan Chris Wondolowski (San Jose Earthquakes). ***