Berita

Politik

Ekonom: Selama Ini Memang Terjadi Kebocoran Anggaran

SELASA, 17 JUNI 2014 | 07:55 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pengamat ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa mengakui selama ini memang terjadi kebocoran uang negara. Tapi untuk jumlah sampai Rp 1.000 triliun per tahun, dia tidak tahu.

"Saya nggak tahu hitungan itu dari mana," ucapnya kepada Rakyat Merdeka Online tadi malam.

Sebelumnya dalam debat capres, Prabowo Subianto menyatakan telah terjadi kebocoran anggaran negara sekitar Rp 1.000 triliun setiap tahun. (Baca: Fadli Zon: Kebocoran Anggaran Negara Terjadi Sejak Zaman Pak Harto)

Setelah membaca ucapan Prabowo, kata Purbaya, yang dimaksud kebocoran tersebut bukan APBN melainkan sumber daya alam. Kebocoran ini terjadi antara lain di penyelundupan kayu-kayu, penyelundupan ikan-ikan dari perairan Indonesia, penyendupan migas, dan juga kontrak-kontrak dengan perusahaan asing dengan pembagian yang kecil untuk Indonesia.

Kebocoran ini, lanjutnya, jelas berkaitan dengan APBN. Sebab, dengan menghilangkan penyelundukan, pemerintah akan mendapatkan pajak dari penjulan kayu, ikan, juga migas. Dengan kontrak-kontrak yang baik, Indonesia akan mendapatkan bagian yang lebih tinggi. "Jadi, kalau diberesin, akan ada uang masuk ke APBN,” ucapnya.

Namun, untuk menutup ini kebocoran ini bukan hal gampang. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuk kerja keras secara bertahan memindak para penyeludup dan meningkatkan tax ratio. Hal ini tidak bisa dilakukan dalam satu tahun. (Baca: Hatta: Dua Esensi yang Disampaikan Prabowo terkait Kebocoran Anggaran)

“Ini idealisme yang bagus. Tapi, untuk direalisasikan agak sulit. APBN kita tidak mungkin tiba-tiba bertambah sebesar Rp 1.000 triliun dari Rp 1.800 triliun saat ini menjadi Rp 2.800 triliun tahun depan. Jadi, harus hati-hati. Jangan sampai sudah dianggarkan, tapi uangnya tidak dapat, nanti pembangunannya memakai apa," tandasnya. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

Petisi Cabut Donasi Agus Salim Diteken Lebih dari 125 Ribu Orang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 00:43

UPDATE

Prabowo Instruksikan GSN Bikin Gerakan Nyata Bantu Rakyat

Minggu, 03 November 2024 | 01:51

Purnomo Yusgiantoro Center Apresiasi Kebijakan Swasembada Energi

Minggu, 03 November 2024 | 01:31

DPR Tinjau Kebocoran Penerimaan Negara di Sektor SDA

Minggu, 03 November 2024 | 01:11

Bakamla Asah Kemampuan di Perairan Teluk Ambon

Minggu, 03 November 2024 | 00:50

Prabowo Ingatkan Anak Buah Menteri Jangan Sering ke Luar Negeri

Minggu, 03 November 2024 | 00:30

Telkom Tingkatkan Kepedulian Karyawan Lewat Program Ayo BerAKSI

Minggu, 03 November 2024 | 00:10

Dari Menteri Hingga Bupati Siap Gunakan Maung

Sabtu, 02 November 2024 | 23:46

Rosan Pastikan GSN Lembaga Non-Politik

Sabtu, 02 November 2024 | 23:15

China Diam-dian Bangun Kapal Induk Misterius, Untuk Apa?

Sabtu, 02 November 2024 | 22:50

Erick Thohir Yakin Target Setoran Dividen BUMN Rp90 Triliun Bakal Tercapai Tahun Ini

Sabtu, 02 November 2024 | 22:30

Selengkapnya