Berita

ramadhan pohan

Politik

Arogansi Kubu Jokowi Membuat PD Bertambah Simpati ke Prabowo

JUMAT, 13 JUNI 2014 | 21:07 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Di mata kader Partai Demokrat, pola komunikasi elit PDI Perjuangan dan tim sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla agresif dan arogan. Karena bukannya berbaik sangka, santun, tapi malah menyerang. Bukan memberikan empati, simpati, tapi malah bikin sakit hati.

"Mereka pojokkan dan lecehkan Pak SBY dan PD. Padahal massa PD tinggi lho. Nggak ada satu pun parpol pendukung Jokowi yang suaranya kalahkan PD. Belum lagi Pak SBY, yang elektabilitasnya di atas 47 persen," jelas Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, kepada Rakyat Merdeka Online (Jumat, 13/6).

Ramadhan mengungkapkan demikian, karena Ketua Umum DPP Partai Demokrat SBY sebenarnya sudah membuka pintu komunikasi dengan PDIP. Namun, SBY yang juga Presiden RI tersebut malah disuruh datang ke kediaman Megawati Soekarnoputri saat Lebaran.

Tak hanya itu, di saat kader-kader PD dan SBY menyarankan perlunya capres lebih banyak bicara ke rakyat, malah disuruh baca visi-misi Jokowi di website KPU. "Mereka lupa bahwa rakyat mencatat dan menilai nada arogansi dan melecehkan. Tuhan nggak suka dengan kesombongan," ungkap Wakil Ketua Komisi I DPR ini.

Sikap kubu Jokowi yang terus mencela membuat simpati kader Demokrat terhadap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bertambah. Apalagi memang, Prabowo humble, terbuka, dan simpati ke partai berlambang bintang mercy tersebut.

"Prabowo sekarang di atas angin. Tapi, hati-hati, tiga pekan ke depan ini masih banyak bisa terjadi. Jika Prabowo salah komunikasi dan blunder, habislah. Tapi jika tetap relaks, tahan diri, sabar, Prabowo terpilih jadi Presiden Ke-7 RI," ungkapnya.

"Bukan hanya Prabowo, tapi juga timsesnya jangan sampai blunder. Nggak usah nyerang Jokowi kecuali Jokowi dan timsesnya nyerang keterlaluan, ya jangan diam juga. Yang penting terukur. Itu saran saya," demikian Ramadhan menambahkan. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

UPDATE

Prabowo Instruksikan GSN Bikin Gerakan Nyata Bantu Rakyat

Minggu, 03 November 2024 | 01:51

Purnomo Yusgiantoro Center Apresiasi Kebijakan Swasembada Energi

Minggu, 03 November 2024 | 01:31

DPR Tinjau Kebocoran Penerimaan Negara di Sektor SDA

Minggu, 03 November 2024 | 01:11

Bakamla Asah Kemampuan di Perairan Teluk Ambon

Minggu, 03 November 2024 | 00:50

Prabowo Ingatkan Anak Buah Menteri Jangan Sering ke Luar Negeri

Minggu, 03 November 2024 | 00:30

Telkom Tingkatkan Kepedulian Karyawan Lewat Program Ayo BerAKSI

Minggu, 03 November 2024 | 00:10

Dari Menteri Hingga Bupati Siap Gunakan Maung

Sabtu, 02 November 2024 | 23:46

Rosan Pastikan GSN Lembaga Non-Politik

Sabtu, 02 November 2024 | 23:15

China Diam-dian Bangun Kapal Induk Misterius, Untuk Apa?

Sabtu, 02 November 2024 | 22:50

Erick Thohir Yakin Target Setoran Dividen BUMN Rp90 Triliun Bakal Tercapai Tahun Ini

Sabtu, 02 November 2024 | 22:30

Selengkapnya