Joko Widodo-Jusuf Kalla sebaiknya terlebih dahulu membersihkan sekelilingnya dari orang orang yang diduga kuat sebagai pelanggar HAM dari pada mempersoalkan Prabowo Subianto.
Tindakan itu penting dilakukan untuk menepis anggapan bahwa Jokowi-JK tengah menjadikan dugaan pelanggaran HAM Prabowo Subianto sebagai komoditas politik.
"Ini juga penting agar masyarakat bisa menilai bahwa pasangan Jokowi-JK benar benar mempunyai komitmen dalam penegakan HAM. Tidak tajam ke luar tapi tumpul ke dalam," jelas aktivis Sekretariat Nasional (Seknas) Pemuda Indonesia Marison Guciano dalam rilisnya (Jumat, 13/6).
Isu HAM semakin menguat belakangan ini terutaam setelah Jusuf Kalla mempertanyakan soal penyelasaian kasus-kasus pelanggaran HAM kepada Prabowo Subianto dalam debat capres perdana Senin malam lalu.
Padahal, jelas Marison, orang orang di sekeliling Jokowi-JK sendiri belum steril dari orang orang yang diduga kuat sebagai pelanggar HAM.
Dijelaskannya, ratusan bahkan ribuan nyawa rakyat Aceh tewas saat Daerah Operasi Militer (DOM) diberlakukan Megawati pada 2003. Kematian pejuang HAM Munir yang tewas diracun pada 2004 diduga kuat ada keterlibatan Kepala BIN saat itu, Jenderal (Purn) Hendropriyono sebagaimana dilansir wikileaks. Juga ada dugaan pelanggaran HAM Timor Timur oleh Panglima ABRI saat itu Wiranto.
"Mereka sekarang berada di kubu Jokowi-JK. Publik tentu menunggu sikap Jokowi-JK terhadap orang orang di sekelilingnya yang diduga kuat terlibat dalam pelanggaran HAM itu," tuturnya.
[zul]