Berita

ilustrasi

KAMMI: Mahasiswa Jangan Terjebak Politik Dukung-Mendukung

SENIN, 09 JUNI 2014 | 18:44 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Maraknya dugaan politik transaksional dalam pemilihan Presiden 2014 harus mampu menjadi perhatian serius dan kewaspadaan seluruh rakyat Indonesia.

Untuk itu, masyarakat khususnya seluruh gerakan mahasiswa di Indonesia diharapkan tidak dilenakan agenda dukungan kepada capres-cawapres tertentu tanpa memperhatikan dengan baik rekam jejak dan visi capres-cawapres bersangkutan untuk masa depan indonesia.

Demikian disampaikan Ketua Presidium Nasional KAMMI, Herdi Jayakusumah dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (9/6).

"Agenda dukung-mendukung baik dari komunitas, relawan dan gerakan mahasiswa tertentu bukan merupakan pendidikan politik yang baik. Sebab seharusnya, mereka mengkritisi visi misi yang ditawarkan capres bagi kepentingan nasional ke depan sehingga tidak hanya menjadi janji kosong belaka, " tegasnya.

Herdi menyayangkan adanya oknum gerakan mahasiswa Islam yang berusaha mengarahkan kadernya dan masyarakat dengan mengundang salah satu cawapres saja sehingga dialog berjalan sepihak. Model pendidikan politik seperti itu, jelas Herdi jauh dari transaksi gagasan sebab meminggirkan pemikiran dan pandangan capres-cawapres lainnya.

"Ini jelas pembodohan politik. Gerakan mahasiswa sejatinya adalah pengawal amanat rakyat, maka buatlah gerakan cerdas dengan melibatkan semua capres-cawapres jika ingin menggali pemikiran mereka, bukan mengundang satu pihak saja. Memberikan kesempatan kepada satu kandidat itu sama saja menjual gerakan kepada capres tertentu dengan potensi politik transaksional, bukan transaksi gagasan," kecamnya.

Merespons itu, KAMMI Nasional mengajak masyarakat  dan semua kader KAMMI se-Indonesia serta seluruh elemen gerakan mahasiswa Indonesia agar tidak terjebak politik dukung-mendukung sebab akan melukai perasaan rakyat.

"Lebih baik, gerakan mahasiswa fokus mencerdaskan masyarakat dengan mengundang dan mengggali pemikiran semua kandidat di kampus sebagai bagian tugas intelektualnya, " tutupnya. [zul]

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

Pagar Suci Bekali Robinsar-Fajar Senjata Kujang

Senin, 04 November 2024 | 18:05

Menunggu Langkah Polri Periksa Budi Arie Usut Bandar Judol

Senin, 04 November 2024 | 17:42

Hajj Run 2024 Strategi Tingkatkan Literasi Haji pada Masyarakat

Senin, 04 November 2024 | 17:42

Muzani soal Pertemuan Prabowo-Jokowi di Solo: Hanya Silaturahmi Biasa

Senin, 04 November 2024 | 17:29

Undang Stakeholder, Baleg DPR Susun Prolegnas 2025-2029

Senin, 04 November 2024 | 17:21

Menhut Gandeng Polri Berantas Pembalakan Liar

Senin, 04 November 2024 | 17:15

Putri Zulkifli Hasan Siap Kawal Target Swasembada Energi

Senin, 04 November 2024 | 17:08

Penetapan Tersangka Tom Lembong Terlalu Dipaksakan

Senin, 04 November 2024 | 16:50

BNI dan BSD Jalin Kerja Sama Pembiayaan Supply Chain

Senin, 04 November 2024 | 16:46

Latihan Militer Perdana Indonesia-Rusia Latma ORRUDA 24 Resmi Dimulai

Senin, 04 November 2024 | 16:46

Selengkapnya