Saya ingin meluruskan pemberitaan sejumlah media, ini tak berkaitan atau menghalangi menteri jadi tim sukses. Kalau mereka tidak menyanggupi atau tidak fokus bekerja, lebih baik mundur sebelum dimundurkan.
Pernyataan itu dililontar-kan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam meluruskan penyaÂtaan Presiden SBY soal perminÂtaan pengunduran diri menteri dari kabinet.
Menurutnya, permintaan terseÂbut disampaikan Presiden agar para menteri lebih fokus menyeÂleÂsaikan pekerjaannya. Tidak ada kaitan dengan dukungan terÂhaÂdap pasangan capres-cawapÂres atau bekerja sebagai tim sukses.
“Presiden tak membawa nuanÂsa politik dalam hal ini. PerÂnyaÂtaan itu tak ada kaitan, dia (menÂteri) jadi tim sukses atau tidak. Yang diharapkan Presiden, mereÂka-mereka lebih konsentrasi beÂkerÂja, menyelesaikan target-tarÂget pemerintah,†ujar Dipo keÂpada
Rakyat Merdeka.Sebelumnya, Presiden SBY kembali mewanti-wanti menteri yang jadi timses capres-cawapres agar tetap fokus bekerja. Jika tak bisa mengatur fokus, SBY memÂpersilakan para menteri mengunÂdurkan diri. Ia menegasÂÂkan, diriÂnya tak akan menghaÂlangi menÂteri yang akan mengÂambil cuti karena kampanye.
“Baca baik-baik ini, jika menÂjadi tim sukses sehingga tiÂdak mungkin melaksanakan tuÂgas kementerian yang menjadi tangÂgung jawabnya, tentu sauÂdara bisa memilih barangkali untuk tiÂdak melanjutkan keberaÂdaan di kabinet ini atau mengunÂdurkan diri,†kata SBY di Kantor PresiÂden, Jakarta, Rabu (4/6).
Pernyataan serupa disampaiÂkan Presiden dalam Rapat KoorÂdinas Nasional Pemantapan PeÂmilihan Presiden dan Wakil PreÂsiden 2014 di Sentul, Jawa Barat, Selasa (3/6). “Aturannya jelas, saya tidak mempersulit, cuma mengatur.
Mengapa? Karena saya bertanggung jawab atas apa yang harus dicapai pemeÂrinÂtahan KIB II,†tegas Presiden.
Dipo Alam selanjutnya menyaÂtakan, tak menghalangi menteri untuk mendukung salah satu paÂsangan capres. Mereka boleh jadi timses, namun harus ingat tuÂgasÂnya mengurus negara. “Kalau kegiatan itu pada akhirnya mengÂÂgangu pekerjaan sebagai menteri, Presiden meminta yang berÂsangkutan mengajukan peÂngunÂÂduran diri,†jelas dia.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa Presiden kecewa dengan kinerja sejumlah menteri?Seperti yang disampaikan PreÂsiden, sebagian menteri memiÂliki kinerja di bawah harapan. Ada 10 kementerian yang kita nilai di bawah 4,5.
Saya ingin meluruskan pemÂberitaan sejumlah media, ini tak berkaitan atau menghalangi menÂteri jadi tim sukses. Kalau mereka tidak menyanggupi atau tidak fokus bekerja, lebih baik mundur dari menteri daripada nanti diÂmundurkan.
Menteri apa saja yang menÂdapat rapor merah?Kita kan menghadapi tantaÂngan-tantangan pembangunan ekonomi. Kami berharap menÂteri-menteri yang membidangi perÂsoaÂlan ini lebih fokus. UtaÂmanya, tim-tim dari ekonomi mauÂpun Kesra. Kalau dalam kementerian Polhukam hampir nggak ada.
Rinciannya siapa yang menÂdapat rapor merah?Penilaian itu sudah disampaiÂkan Presiden kepada yang berÂsangkutan. Melalui UKP4, kami memiliki sistem untuk melihat kinerja seorang menteri, apa saja yang tidak tercapai. BaÂgaimana penilainnya. Tentu ada sisÂtemnya.
Saya dan Pak Sudi (Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi) juÂga memonitor mereka. Saya biÂsa melihat, siapa yang absen daÂlam sidang kabinet, kemudian absen saat sidang dengan MenÂko, semua ada catatanya. MakaÂnya, Presiden berharap dalam waktu 4,5 bulan ini, menteri-menteri yang mendapat teguran dapat memÂperbaiki kinerjanya.
Kalau tidak ada perbaikan, apa Presiden berani memecat menteri tersebut?Sudah diingatkan, tidak ada perbaikan, tidak mau mundur juga, ya kita berhentikan. Saya berharap, itu tidak terjadi. SeteÂlah peringatan ini, mudah-muÂdahan mereka mau berubah.
Apakah waktu yang tersisa masih efektif untuk melakukan penggantian?Soal itu, Presiden lebih tahu. BeÂliau memiliki kewenangan unÂtuk memilih orang yang pas. Yang saat ini diharapkan, setelah preÂsiÂden menyampaikan, tim akan beÂkerja. Apakah mereka terus beÂgitu? Kalau masih terus seperti itu, diundang oleh Menko tidak haÂdir, diundang sidang kabinet tiÂdak hadir, ya lebih baik mundur. ***