Berita

MEMBACA TANDA-TANDA LANGIT

Jokowi Selalu yang Lebih Dulu, Prabowo yang Nomor Satu

SENIN, 02 JUNI 2014 | 17:33 WIB | OLEH: EMPIE ISMAIL MASSARDI

SETELAH mengetahui hasil quick count pada pileg 9 April yang menempatkan PDIP di urutan teratas perolehan suara, Jokowi, sebagai capres,  tanpa buang waktu langsung tancap gas melakukan lobi-lobi politik. Langkah pertama Jokowi memasuki markas partai Nasdem tak sia-sia. Jokowi memperoleh dukungan Surya Paloh untuk maju sebagai capres.

Kemudian, Jokowi menyambangi hampir semua partai, kecuali Gerindra dan Demokrat,  untuk meminta dukungan. Akhirnya, koalisi PDIP, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPI pun (40,88)%) terbentuk, yang konon katanya tanpa bagi-bagi kursi. Sebuah model koalisi yang ada di negeri mimpi!

Sementara Prabowo, dalam pengumpulan dukungan politik, melangkah jauh lebih tenang penuh perhitungan, seolah tanpa ambisi. Langkah mantap Prabowo pun membuahkah hasil jauh lebih baik dari Jokowi. Partai Gerindra meraup dukungan dari PPP, PAN, PKS , Golkar, dan PBB (48,93%). Koalisi Merah Putih!


Perjalanan politik Jokowi sampailah pada Hari Lahir Pancasila, 1 Juni. Yaitu,  tahapan undian pangambilan nomor urut peserta pasangan capres-cawapres. Pada hari itu, seperti biasanya, tak ingin ketinggalan, Jokowi lebih dulu tiba di KPU daripada Prabowo. Bahkan kemudian, ketika pengambilan nomor urut pun, Jokowi mendapatkan kesempatan pertama mengambil nomor urut. Namun, seperti juga yang lalu, Prabowo akhirnya menjadi yang nomor 1 sementara Jokowi hanyalah nomor 2.  

Proses pengundian nomor urut selesai, Prabowo nomor 1 dan Jokowi hanya nomor 2. Kini, KPU mempersilahkan kepada kedua capres untuk memberikan kata sambutan dan Prabowo mendapat kesempatan pertama, setelah menjadi nomor 1.  Prabowo, setelah menyalami, memberikan penghormatan dan penghargaan kepada setiap pihak mengatakan, "Saya akan tunduk dan menghormati apa pun keputusan rakyat!"

Prabowo dengan arif dan bijak ingin mengatakan, rakyatlah yang berkuasa. Rakyatlah yang memiliki hak menentukan, Prabowo pasrah pada rakyat!

Giliran Jokowi, setelah hanya bershalawat dan tak memberi sedikit pun penghargaan pada siapa pun di sekelilingnya. Dan seolah guru yang sedang mengajar murid yang bodoh, Jokowi mulai berkata-kata, "Nomor dua, simbol keseimbangan. Ada capres, ada cawapres. Ada mata kanan, ada mata kiri. Ada tangan kanan, ada kiri. Semua harmoni dalam sebuah keseimbangan. Dan, untuk menuju Indonesia yang harmoni penuh keseimbangan, pilihlah nomor dua!"  

Dari sesi penyampaian kata sambutan, kembali, seperti juga yang sudah-sudah, Jokowi ingin menjadi yang lebih dulu daripada Prabowo. Pada kata sambutannnya, Jokowi menyisipkan kampanyenya, "Pilihlah nomor 2!". Mendengar kata sambutan Jokowi, semua orang yang mengerti hukum, semua yang taat aturan, semua yang memiliki etika terperanjat luar biasa. Jokowi telah memulai kampanyenya. Kampanye di waktu yang diharamkan oleh KPU.  Jokowi, yang katanya orang baik,  yang ingin melakukan "Revolusi Mental",  telah memulai perjuangannya untuk menjadi pemimpin negeri ini dengan melanggar aturan!  Ironi memang.

Akhirnya, rakyatlah yang menjadi hakim. Seperti kata Prabowo, "Saya akan tunduk dan menghormati apa pun keputusan rakyat!"  Atau, akankah "kita" mengindahkan peringatan Jusuf Kalla yang mengatakan bahwa, "Negeri ini akan hancur bila dipimpin Jokowi!"

Wallahu a’lam bish-shawabi!

Penulis Pengamat Spritual

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya