Berita

Politik

Pakar: Jokowi Perlu Mengenal Filsafat Gotong Royong, Jangan Membelakangi Kenyataan

SELASA, 29 APRIL 2014 | 14:56 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Walau tidak diatur spesifik oleh konstitusi, koalisi atau penggabungan partai-partai politik mau tak mau mesti bicara "bagi-bagi kursi".

"Itu (koalisi) tidak bisa menghindar dari bagi-bagi kursi. Mau istilahnya dagang sapi atau dagang kambing, tidak usah kita ekstrim katakan anti bagi-bagi kursi," ujar pakar tata negara, Margarito Kamis, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (29/4).

Dijelaskannya, maksud bagi-bagi kursi menteri itu adalah cara mengelola pemerintahan secara gotong royong.


"Dalam sistem ini, Anda tidak bisa sendirian. Konsekuensinya, mereka yang membantu harus diberikan kursi dalam pemerintahan. Anda tidak bisa menikmati kemenangan sendirian," lanjutnya.

Margarito menanggapi sikap bakal Capres PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), yang sangat percaya diri bisa membangun koalisi dan menjadi presiden tanpa harus membagi-bagi kue kekuasaan itu.

"Ia (Jokowi) membelakangi kenyataan. Walau sikap itu mencerminkan keberanian, tetapi itu membelakangi kenyataan. Dia mesti lebih arif dalam memandang persoalan ini," kata doktor hukum asal Ternate ini.

Menurut Margarito, Jokowi mesti mengenal filsafat gotong royong Indonesia. Jokowi tidak usah ekstrim melihat "bagi-bagi kursi" sebagai sebuah hal yang menyimpang.

"Itu konsekuensi dari filsafat gotong royong. Bersama-sama di pemerintahan dan di parlemen. Di dalam memerintah bareng-bareng dan di DPR juga kuat," katanya.

"Sekali lagi tidak boleh bangun koalisi dengan trik-trik atau percekcokan, tapi harus bicara terbuka dari awal. Dan kalau sudah disepakati, jangan pula partai itu main belakang," ujarnya.

Joko Widodo masih optimis mampu membangun koalisi dengan partai politik tanpa perlu bagi-bagi kursi di kabinet. Pernyataan dia itu membantah penilaian Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, yang menegaskan tidak mungkin membangun koalisi pemerintahan tanoa tanpa bagi-bagi kursi. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya