Jika survei menjadi dasar penentuan, nama Dahlan Iskan bisa dipastikan menjadi pemenang Konvensi Capres Partai Demokrat karena punya nilai tertinggi.
Hal itu ditegaskan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, lewat tangan admin-nya di akun twitter @anasurbaningrum, beberapa jam lalu (Kamis, 17/4).
"Tinggal ditetapkan dan diumumkan saja pemenangnya. Itu kalau berani konsisten," tegas tersangka korupsi proyek Hambalang itu.
Tapi, soal apakah pemenang Konvensi akan menjadi Capres, menurut Anas itu soal lain. Di situlah Konstitusi Demokrat bicara. Kewenangan untuk menetapkan Capres-Cawapres ada pada Majelis Tinggi yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono.
"Jadi, itu otoritas Majelis Tinggi, tentu melihat peta politik yang ada. Sejak awal peserta Konvensi pasti tahu tentang hal ini. Kalau tidak tahu, ya
kebangetan. Jelas, otoritas ada di Pak SBY," ujar Anas.
Dalam suasana Konvensi yang sekarang antiklimaks, lanjutnya, tugas sejarah Demokrat adalah menuntaskannya. Konvensi telah berjasa mendongkrak suara Demokrat, mskipun tidak maksimal. Ditekankan Anas bahwa "Kesebelasan" Konvensi jelas punya peran dan kontribusi.
"Kalau tidak ada "kesebelasan" Konvensi, rasanya angka Demokrat akan di bawah perolehan suara PKB atau bahkan mungkin PAN," jelasnya.
Menurutnya, Demokrat tidak perlu malu menuntaskan Konvensi. Fungsi sebagai dongkrak sudah berjalan dan tidak boleh ditelantarkan. SBY sukses memakai Konvensi membantu Demokrat.
"Justru peserta Konvensi yang belum sukses naikkan elektabilitas pribadinya. Kesan saya, peserta Konvensi harus pikul beban politik dari ujung pemerintahan Pak SBY yang tidak puaskan publik. Pasti berat mikulnya," tutur Anas.
Sekali lagi, Anas mendesak SBY untuk menuntaskan Konvensi agar jelas siapa pemenangnya. Karena, publik ingin tahu apakah pemenangnya diusung menjadi Capres Demokrat.
[ald]